Korea Selatan Sudah Membuka Sekolah Secara Penuh, Ini Kuncinya Menurut Mahasiswa yang Belajar di Korea

- 12 Juli 2021, 12:50 WIB
Ilustrasi Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas. Korea Selatan sudah membuka sepenuhnya sekolah, tapi Indonesia masih daring setahun lebih ini.
Ilustrasi Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas. Korea Selatan sudah membuka sepenuhnya sekolah, tapi Indonesia masih daring setahun lebih ini. /Antara Foto/Aswaddy Hamid/

"Pemerintah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta Dinas Pendidikan, Kementerian Agama pastinya berisi orang-orang pintar, banyak ahli di dalamnya. Tentu kebijakan darinya mesti kita taati bersama, agar keinginan kita semua, pembelajaran tatap muka bisa kembali dibuka," katanya.

Baca Juga: Pemkot Bandung Hentikan Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka di Sekolah Akibat Lonjakan Covid-19

Yang kedua adalah kesadaran masyarakat terhadap mitigasi bencana. Covid-19 bukan hanya menjadi penyakit, tapi juga bencana non alam bagi setiap negara karena dampaknya yang meluas hingga pada perekonomian negara.

"Kesadaran mitigasi bencana ini sangat penting sekali. Mitigasi bencana pada kasus Covid-19 ini adalah testing, tracing, treatment. Masyarakat Korea yang merasa demam, batuk, dan merasa gejala Covid-19 secara penuh sadar melakukan tes swab.Tidak ada istilah takut dipositifkan atau cuma sakit biasa," katanya.

Mengenai tracing di Korea, maka setiap tempat umum seperti restauran, tempat cukur, perpustakaan, dan lainnya, memiliki semacam daftar tamu untuk mengantisipasi jika suatu saat ada pengunjung yang positif Covid-19 sehingga tracing dengan sangat mudah dapat dilaksanakan.

Baca Juga: Sebelum Pembukaan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas, Satgas Covid-19 Minta Semua Guru Sudah Divaksin

"Lalu treatment, orang yang merasa sakit dengan sadar ingin melakukan isolasi di rumah sakit. Orang yang merasa sehat, secara sadar melakukan vaksinasi demi tercapainya herd immunity, kekebalan kelompok agar pandemi Covid-19 dapat dikendalikan dan segera berakhir," katanya.

Kepercayaan terhadap pemerintah dan kesadaran terhadap mitigasi bencara ini adalah kunci untuk mengendalikan dan mengkahiri pandemi Covid-19. Inilah ikhtiar yang perlu kita lakukan bersama.

"Nah, hal positif berbeda dari Korea Selatan, masyarakat kita percaya pada doa. Di negara Korea Selatan ini, lebih dari setengah penduduknya tak beragama. Mereka tidak percaya Tuhan. Inilah kelebihan Indonesia. Kita percaya adanya Tuhan, Allah SWT yang akan melindungi kita. Oleh karenanya, kita perlu optimalkan doa beserta ikhtiar tadi di masa pandemi Covid-19. Inilah mungkin maksud dan tujuan dari tema acara ini optimalisasi doa dan ikhtiar demi terwujudnya siswa giat belajar di masa pandemi Covid-19," ujarnya.

Baca Juga: Wilayah Zona Kuning dan Hijau Diizinkan Belajar Tatap Muka, Berikut Penjelasan Bupati Bandung

Halaman:

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah