Menteri Nadiem menuturkan, kebijakan Merdeka Belajar ini dirancang berdasarkan keinginan untuk memprioritaskan kebutuhan anak sebagai pelajar agar nantinya para siswa bisa menjadi jawaban atas kebutuhan peradaban saat ini dan di masa depan.
“Saya yakin, semua orang tua di sini menginginkan anak-anak kita menjadi pelajar yang cerdas, berprestasi dan juga masih menjaga nilai-nilai kesantunan,” ucap Nadiem.
Dalam hal ini, Merdeka Belajar sebagai falsafah dan tujuan pendidikan tetap menyeimbangkan capaian kompetensi dengan pembangunan karakter.
Baca Juga: Bagaimana Menyiapkan Ruang Belajar yang Aman dan Nyaman Saat PTM Terbatas? Ini Cerita Kepala Sekolah
“Kami seutuhnya menyadari bahwa dukungan dan partisipasi orang tua adalah kunci terciptanya Merdeka Belajar,” ungkap Menteri Nadiem.
Senada dengan Mendikbudristek, Ketua Umum DWP, Erni Tjahjo Kumolo dalam sambutannya mengatakan kebijakan Merdeka Belajar telah memberikan kemerdekaan kepada setiap satuan pendidikan untuk berinovasi dengan menyesuaikan kondisi proses belajar mengajar yang sedang berjalan. “Baik dari sisi budaya, kearifan lokal, sosio ekonomi dan infrastruktur,” jelas istri Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo.
Sehingga, lanjut Erni, kebijakan Merdeka Belajar wajib diketahui dan dipahami oleh seluruh masyarakat termasuk anggota Dharma Wanita Persatuan di seluruh Indonesia.
“Dengan berbagai rangkaian episode Merdeka Belajar, tentunya cita-cita dan harapan kebijakan Merdeka Belajar adalah mewujudkan tujuan nasional pendidikan yaitu meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam mewujudkan Indonesia maju,” kata Erni.
Pada kesempatan yang sama, Penasihat DWP Kemendikbudristek, Franka Makarim mengajak para anggota Dharma Wanita untuk turut berperan aktif dalam upaya pemerintah dan masyarakat memajukan pendidikan di Indonesia.