Network
JURNAL SOREANG- Di usianya yang menginjak 57 tahun, H. Sali Iskandar, memilih untuk kuliah kembali ke jenjang magister (S-2). Pria yang berlatar belakang keluarga petani di Garut Selatan ini memilih kuliah magister manajemen di sebuah universitas Kota Bandung.
"Awalnya saya merasa cukup untuk sampai sarjana saja, namun ternyata perkembangan ilmu dan teknologi sangat pesat sehingga tak cukup dengan gelar sarjana," kata ketua dewan pembina di beberapa lembaga pendidikan ini.
Ditemui di Yayasan Pendidikan Al Aitaam, Ciganitri, Bojongsoang, Sabtu, 9 Januari 2021, Sali mengatakan, selain menambah ilmu dan wawasan juga ingin memberikan contoh kepada anak-anaknya.
Baca Juga: Sawah Pendidikan Bisa Jadi Multifungsi untuk Edukasi dan Wisata
"Meski di tempat kuliah juga saya paling tua di antara mahasiswa lainnya. Namun saya tetap semangat untuk kuliah meski beberapa bulan ini harus online," kata pria kelahiran Februari 1962 ini.
Tentu dengan kuliah online atau daring sehingga Sali harus belajar masalah teknologi informasi terkini.
"Saya termasuk gagap teknologi atau gaptek, namun saya harus belajar termasuk dari anak-anak agar bisa kuliah secara daring memakai teknologi komunikasi," kata Sali yang juga ketua Asosiasi Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (ABPPTSI) Jabar ini.
Baca Juga: Arsul Sani Yakin Polri Tindaklanjuti Hasil Penyelidikan Komnas HAM Terkait Tewasnya 6 Laskar FPI
Lebih jauh Sali mengatakan, selama ini di antara para pengelola perguruan tinggi dirinya memiliki gelar akademik paling rendah yakni hanya sarjana.
