Ini Cara Ambil Jalur Cepat dan Upgrade bagi Lulusan SMK agar Tak Nganggur

- 17 Desember 2020, 16:03 WIB
Ilustrasi sejumlah siswa SMK tengah menyaksikan operasional mesin bubut yang ada di ruang praktek SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta. SMK menjadi unggulan untuk program pendidikan vokasi.
Ilustrasi sejumlah siswa SMK tengah menyaksikan operasional mesin bubut yang ada di ruang praktek SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta. SMK menjadi unggulan untuk program pendidikan vokasi. /Bagus Kurniawan/Gading Persada/portaljogja.com

JURNAL SOREANG- Kemendikbud membuat dua program baru untuk vokaai sekaligus mengurabvi pengangguran lulusan SMK. Untuk program Jalur cepat SMK-D2 merupakan realisasi skema sambung-suai dunia pendidikan dan dunia usaha/dunia industri (Dudi) yang melibatkan tiga pihak yaitu SMK, Pendidikan Tinggi Vokasi (PTV), dan Dudi 

"PTV yang dimaksud bisa berupa politeknik, akademi komunitas, universitas/institut, dan sekolah tinggi yang memiliki program diploma dua (D-2)," kata Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud, Wikan Sakarinto, dalam pernyataannya, Kamis, 17 Desember 2020.

Prinsip dasar program ini harus berbasis kebutuhan nyata dari Dudi "Yakni lulusan dengan kompetensi hard skills dan soft skills tinggi serta berkarakter yang memiliki mental siap kerja dan siap belajar sepanjang hayat," katanya.

Baca Juga: Kemendikbud Buat Dua Program Baru agar Lulusan Vokasi Terserap Kerja. Lulusan SMK Banyak Nganggur

Program ini merupakan program yang mendorong peserta didik SMK bisa lebih cepat mendapatkan kompetensi yang lebih tinggi melalui mekanisme yang praktis, disertai dengan gelar atau level ijazah yang lebih tinggi.

“Skemanya, siswa menempuh enam semester di SMK dan tiga semester menjadi mahasiswa di level pendidikan tinggi. Jadi, pengalaman bekerja di industri akan lebih banyak,” jelas Wikan Sakarinto.

Pada pelaksanaan tahap awal, tercatat 20 PTV, lebih dari 80 SMK, dan 35 Dudi yang siap berkomitmen untuk menjadi pionir dalam mewujudkan program ini.

Baca Juga: Lulusan SMK Disiapkan untuk Kerja Malah Dominasi Angka Pengangguran

Sementara itu, program Peningkatan Prodi Diploma Tiga (D3) menjadi Sarjana Terapan (Diploma Empat-D4) memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bisa mendapatkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

"Program ini jug memberikan peluang untuk bisa mengisi posisi supervisor produksi serta pelaksana lapangan andal yang dibutuhkan oleh Dudi," katanya.
Untuk ini, PTV dapat mengajukan peningkatan prodi dengan syarat sudah memiliki atau melibatkan rekanan DUDI pada program D4 tersebut.

“Jadi, kalau PTV ingin Prodi D3 ditingkatkan menjadi sarjana terapan, syaratnya adalah memiliki rekam jejak sudah berhasil link and super-match dengan beberapa Dudi yang bereputasi, serta harus memiliki visi pengembangan prodi yang kuat dan visioner, jauh ke depan, termasuk dalam hal pengembangan kerja sama luar negeri dan pengembangan kewirausahaan yang tangguh,” terang Wikan.

Baca Juga: Mahfud MD Jawab Permintaan Ridwan Kamil Terkait Pelanggaran Protokol Kesehatan

Selain diprioritaskan bagi prodi-prodi yang sudah mengembangkan dan melaksanakan program kolaborasi dengan kampus luar negeri yang bereputasi, PTV juga harus memiliki peta jalan pengembangan prodi hingga 15 tahun ke depan serta strategi promosi prodi sarjana terapan ke masyarakat dan Dudi.

"Meski demikian, bagi PTV yang masih menginginkan prodinya tetap pada jenjang D3, maka dipersilakan untuk tidak memilih opsi upgrade atau meningkatkan menjadi sarjana terapan/D4," katanya.***

Sementara itu, baik program SMK-D2 Jalur Cepat maupun Peningkatan Prodi D3 menjadi sarjana terapan harus mengimplementasikan konsep kurikulum Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka.

Baca Juga: Meski Diperbolehkan Belajar Tatap Muka, SMA dan SMK Belum Berani Memulainya. Ini Masalahnya

Kurikulum ini juga harus disusun bersama pihak industri dan calon pengguna lulusan, dengan penerapan minimal magang di DUDI selama minimal satu semester dan skema pembelajaran berbasis praktik kerja (project based learning).

“Praktik kerja bisa berasal dari industri maupun masyarakat. Hasil pembelajarannya harus bermanfaat nyata bagi industri dan masyarakat,” pungkas Wikan.***

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah