Kemendikbudristek dan UNICEF Luncurkan Modul Remaja Sehat Jiwa Raga, Berikut Isinya

2 November 2022, 17:27 WIB
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek, meluncurkan Modul Guru Belajar dan Berbagi Seri Remaja Sehat Jiwa dan Raga untuk guru SMP, SMA, dan SMK, Senin 31 Oktober 2022. /Kemendikbud ristek/

JURNAL SOREANG - Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek, meluncurkan Modul Guru Belajar dan Berbagi Seri Remaja Sehat Jiwa dan Raga untuk guru SMP, SMA, dan SMK, Senin 31 Oktober 2022.

Modul ini hadir untuk menjawab beragam permasalahan kompleks yang terjadi di kalangan remaja terkait dengan isu pubertas, gizi, kebersihan, kesehatan, dan keamanan berinternet dan interaksi sosial.

Bekerja sama dengan UNICEF, Kemendikbudristek kemudian mengembangkan modul ini sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan terkait dengan remaja tersebut.

Baca Juga: Waspada! UNICEF Ingatkan Hampir Tiap Anak di Dunia Akan Kena Gelombang Panas, Ini Dampaknya bagi Anak

Modul ini merupakan gabungan dari materi yang berkaitan dengan Pendidikan Keterampilan Hidup (PKH) dan Gizi Remaja yang dirancang dalam 37 pertemuan. Tujuannya untuk dapat meningkatkan pengetahuan guru mengenai PKH dan gizi pada remaja.

Pelaksana tugas Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Plt. Dirjen GTK), Nunuk Suryani dalam sambutannya mengungkapkan, permasalahan kesehatan remaja dapat mempengaruhi mereka dalam menjalankan proses pembelajaran.

Sehingga penting bagi remaja untuk mengetahui isu-isu seputar kesehatan termasuk persoalan reproduksi, pubertas, gizi, dan isu lainnya.

Baca Juga: 10 Fakta Menarik Lionel Messi! Selain Prestasi di Lapangan, Bintang Piala Dunia 2022 Sempat Jadi Duta UNICEF

“Sekolah dan tenaga kependidikan berperan penting untuk mengatasi dan menginformasikan seputar permasalahan kesehatan dan gizi bagi remaja. Penting untuk membekali tenaga pendidikan dengan pengetahuan dan metode untuk mendorong peserta didik untuk mengetahui perilaku sehat dengan berprikir kritis untuk mengetahui mana yang baik dan tidak baik untuk tubuh dan hidup mereka,” terang Nunuk.

Nunuk menjelaskan bahwa Modul Pendidikan Keterampilan Hidup ini adalah bentuk dukungan dalam mendorong pendidik dan peserta didik untuk mengambil keputusan tepat dalam hidup mereka.

Sementara itu, modul Gizi Remaja berisi informasi bagaimana tenaga pendidikan dapat mendorong peserta didik dalam menerapkan pola makan dengan gizi seimbang dengan cara yang menyenangkan sehingga peserta didik dapat tumbuh sehat dan berprestasi di sekolah.

Baca Juga: Kriteria Air Berkualitas Menurut UNICEF Indonesia, Ini yang Bisa Dilakukan Warganet

“Dalam modul ini, tenaga pendidik akan diajarkan cara menumbuhkan karakter positif bagi peserta didik, seperti akhlak mulia, toleransi, kolaborasi, berbagi, menghasilkan gagasan orisinil, dan lain-lain. Modul ini sekaligus diharapkan mampu menjawab tantangan dalam pemerataan pendidikan,” kata Nunuk lebih lanjut.

Menurut Dirjen Nunuk, gizi pada remaja memainkan peran penting dalam siklus kehidupan manusia. untuk itulah intervensi gizi harus dimulai sedini mungkin. Namun, kehidupan remaja tidak hanya berpusat pada gizi saja, tantangan yang dihadapi remaja saat ini dapat berupa pergaulan, kesehatan fisik, kesehatan jiwa, kasus pernikahan dini, dan lain sebagainya.

Oleh karena itu, modul ini hadir sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab guru dalam meningkatkan kualitas hidup remaja Indonesia.

Chief of Nutrition UNICEF Indonesia, Jee Hyun Rah, dalam sambutannya mengungkapkan bahwa modul ini, khususnya mengenai Pendidikan Keterampilan Hidup (PKH), hadir dan disesuaikan untuk mendukung pembentukan karakter Profil Pelajar Pancasila sebagaimana tujuan dari konsep besar Merdeka Belajar.***

Editor: Sarnapi

Sumber: Kemendikbudristek

Tags

Terkini

Terpopuler