Ini yang Harus Dilakukan Sekolah pada Era Digital, Sebagian Besar Sekolah di Kabupaten Bandung Masih Manual

9 Februari 2022, 17:56 WIB
Ilustrasi siswa belajar teknologi digital. /Pikiran-rakyat.com/Ade Mamad

JURNAL SOREANG- Generasi milenial saat ini, berada dalam era Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0.

Revolusi Industri merupakan lompatan jauh dalam peradaban hidup manusia dan akan terus berkembang pesat.

Di era ini, digitalisasi dalam segala ruang hidup manusia menjadi keniscayaan dan sangat fundamental bagi manusia itu sendiri.

Baca Juga: 5 Pekerjaan di Bidang IT yang Diburu di Era Transformasi Digital

Karenanya, pendidikan bagi para siswa yang hidup di era ini, harus mampu beradaptasi dan berinovasi agar sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan zaman.

Lembaga pendidikan saat ini, memiliki peranan penting untuk mengimbangi beragam inovasi di era digital.

"Sekolah dituntut membuat sistem digitalisasi satu atap berbasis web mandiri.  Di dalam digitalisasi sekolah ini memiliki tiga sistem yang saling berkaitan yaitu, School Management System, Learning Management System, dan Parent Information System," kata Kepala SMP PCI Baleendah, Beny Saputro, S.Pd., M.Pd, Rabu 9 Februari 2022.

Baca Juga: Uji Coba E-KTP Digital oleh Kemendagri, Warganet: Ujung Ujungnya Masih Tetap Harus Fotocopy

Dengan adanya inovasi dalam sistem pendidikan dan pembelajaran di sekolah sekaligus memanfaatkan teknologi digitalisasi.

"Dengan penggunaan platform digital, berbagai keperluan administrasi, pembelajaran, dan informasi di sekolah akan semakin efektif,” tutur Beny.

Ia menjelaskan bahwa dengan penerapan School Management System (SMS),  maka berbagai hal yang terkait dengan administrasi di sekolah akan memiliki dokumen yang lengkap dan update serta meminimalkan kesalahan dan penyimpangan.

Baca Juga: Dukung Transformasi Digital Pendidikan Tinggi, Ditjen Diktiristek Luncurkan Berbagai Fasilitas

"Sekaligus juga meminimalkan penggunaan kertas atau paperless. Selain itu, pola monitoring dan evaluasinya pun akan lebih efektif karena dapat dilakukan kapan pun dan di mana pun," katanya.

Beny juga mengemukakan bahwa Learning Management System (LMS) yang dibangun, bertujuan untuk memudahkan para tenaga pendidik dan peserta didik dalam proses belajar mengajar.

”Semua bahan ajar, media, evaluasi serta penilaian pembelajaran diinput dan dihimpun oleh para guru dan dapat diakses oleh para siswa tanpa terhambat ruang dan waktu.” Jelas Beny.

Baca Juga: Dukung Gerakan Akselerasi Generasi Digital, Kemendikbudristek Siapkan Talenta Digital Melalui Kampus Merdeka

Dengan demikian tuturnya, proses pembelajaran tidak lagi kaku dan membosankan, namun akan lebih variatif, inovatif dan tentunya membuatkan siswa merasa senang dan nyaman saat pembelajaran berlangsung.

Situasi pembelajaran saat ini tidak bisa lagi teacher center, namun harus student center. Cara belajar dan mengajar tidak lagi konvensional, namun lebih interaktif antara lain dengan pemanfaatan audio-video.

Selain itu, proses pembelajaran di sekolah tidak hanya terbatas antara guru dan peserta didik saja, namun harus komprehensif dengan melibatkan orang tua/wali siswa.

Baca Juga: Tantangan Dakwah Makin Berat di Era Digital, Ini Langkah Direktorat Penais

"Oleh karena itu, sistem digital di sekolah harus memuat juga fitur Parent Information System yang berisi fitur yang memberikan informasi secara update kepada para orang tua siswa mengenai aktivitas putra putrinya di sekolah," katanya.

Tidak hanya berupa informasi data kehadiran, namun juga berisi informasi nilai hingga sarana konseling. "Dengan demikian, pola pendidikan dan pembentukkan karakter siswa tidak hanya sepihak dari pihak sekolah, namun terus bergulir kapan pun dan di mana pun dengan para orang tua," katanya.***

Editor: Sarnapi

Tags

Terkini

Terpopuler