Kemendikbudristek: Sekolah Wajib Beri Opsi, Orang Tua Siswa Berhak Memilih PTM atau PJJ

11 Juni 2021, 13:50 WIB
TK DH 2 Rancaekek Kabupaten Bandung mengadakan simulasi pembelajaran tatap muka terbatas dengan seorang guru untuk lima siawa /Sarnapi/JS/

JURNAL SOREANG – Selain menyiapkan sarana pendukung Pembelajaran Tatap Muka (PTM), sekolah juga tetap harus memberikan opsi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) karena orang tua siswa tetap berhak memiliki metode yang terbaik untuk anak mereka.

Hal itu ditegaskan oleh Koordinator PMP dan Kerja Sama Ditjen PAUD Dikdasmen Kemendikbudristek Katman dalam keterangant tertulis, Jumat 11 Juni 2021.

Menurut Katman, PTM merupakan opsi tambahan dari opsi sebelumnya yang ditawarkan sekolah kepada orang tua murid, yakni pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Baca Juga: Wilayah Zona Kuning dan Hijau Diizinkan Belajar Tatap Muka, Berikut Penjelasan Bupati Bandung

“Prinsip PTM terbatas tetap mengacu pada keselamatan dan kesehatan peserta didik dan tenaga kependidikan. Pada masa PTM terbatas yang akan dimulai di tahun ajaran 2021-2022, sekolah harus memberikan dua opsi yakni PTM terbatas dan opsi PJJ”, tutur Katman,

Katman menambahkan, Kemendikbudristek berharap orang tua murid menghimpun informasi tentang kesiapan sekolah dan memperhatikan sarana lain yang menunjang keselamatan dan keamanan siswa di sekolah.

Selain itu, orang tua dan masyarakat diharapkan memfungsikan tim yang terlibat dalam Satgas Covid-19 di sekolah.

Baca Juga: TK Darul Hikam 2 Lakukan Simulasi Pembelajaran Tatap Muka Terbatas, Satu Guru untuk Lima Siswa

Hal lain yang perlu dipastikan adalah guru dan tenaga pendidik pun harus selesai divaksinasi 100 persen di sekolah tersebut sebelum PTM Terbatas dilaksanakan.

PTM terbatas yang diujicobakan sebelumnya di Jakarta sudah dievaluasi oleh Kemendikbudristek.

“Sejauh ini uji coba PTM terbatas cukup positif karena dapat mendidik anakanak agar beradaptasi dengan perilaku hidup baru. Sisi positif lainnya adalah model PTM terbatas ini akan meningkatkan sisi kreativitas guru,” ujar Katman.

Baca Juga: Bupati Bandung Akan Evaluasi Sekolah yang Siap Tatap Muka, Pembelajaran Efektif dengan Tatap Muka

Di sisi lain, Katman menjelaskan khusus untuk satuan Pendidikan PAUD dan SD, jumlah peserta PTM terbatas ini sangat dibatasi.

Dengan begitu murid-murid PAUD dan SD bisa diawasi secara optimal.

“Untuk peserta didik PAUD misalnya, dalam pelaksanaannya juga diarahkan untuk melakukan aktivitas di ruang ruangan sehingga lebih mudah untuk diberlakukan jaga jarak daripada di ruang kelas. Itu salah satu praktik positif PTM terbatas yang dilakukan di PAUD,” kata Katman.

Baca Juga: Gus AMI Minta Kemendikbud Ristek Bentuk Satgas Covid-19 di Sekolah Jelang Pembelajaran Tatap Muka

Tata Karwita, orang tua murid sekaligus anggota Komite Sekolah SMKN 1 Kemang Bogor menyatakan dukungannya terhadap rencana PTM terbatas ini.

“Perwakilan orang tua murid khususnya di SMKN 1 Kemang Bogor, menganggap PJJ yang berjalan saat ini dirasakan kurang efektif. Pertama karena kondisi ekonomi orang tua murid rata-rata kurang mampu untuk mengakomodasi fasilitas PJJ seperti gawai dan kuota internet. Hal lain, orang tua juga tidak maksimal mendampingi pembelajaran anak-anaknya karena kurangnya kemampuan dari sisi keilmuan orang tua, juga karena alasan bekerja,” tuturnya.

Orang tua murid SMKN 1 Kemang Bogor sudah memberikan dukungan dalam bentuk tertulis untuk pelaksanaan PTM terbatas ini.

Baca Juga: Tak Bisa Gelar Pengajian Akbar Secara Tatap Muka, Namun Pengajian Daring ini Diikuti 40 Ribuan Warga

Syarat yang diperhatikan orang tua murid antara lain, wilayah sekolah masuk zona hijau, juga sekolah diminta memenuhi persyaratan protokol kesehatan di sekolah.

“Tenaga guru dan pendidik di SMKN 1 Kemang Bogor juga sudah semua divaksinasi sehingga menimbulkan optimisme orang tua murid agar bisa memulai PTM terbatas ini,” ujar Tata.

Sementara Ketua Umum LPAI Dr. Seto Mulyadi, M.Si, mengatakan, apabila dalam praktiknya, PJJ porsinya terlalu akademik dan murid-murid terlalu lama menatap layar, hal ini jadi kurang efektif.

Baca Juga: Wakil Walikota Bandung Optimistis Pembelajar Tatap Muka Berjalan Awal Juli 2021

“Apabila nantinya saat pembelajaran PTM terbatas ini memang terjalin komunikasi antara orang tua dan sekolah, maka orang tua akan menjadi ujung tombak pembelajaran. Jadi saya kira sudah tepat apabila ada opsi PTM terbatas dan PJJ yang ditawarkan oleh sekolah,” ujar laki-laki yang akrab disapa Kak Seto itu.

Kak Seto juga menekankan untuk mempersiapkan infrastruktur keberangkatan dan kepulangan siswa dari sekolah nantinya.

Tujuannya agar murid-murid di kendaraan umum tidak saling berdesak-desakan.

Baca Juga: Persiapan Pembelajaran Tatap Muka, 800 Guru dan Tenaga Pendidikan di Kota Bandung Divaksinasi

“Harus ada komunikasi yang sangat efektif dari pihak sekolah dengan orang tua, kalau perlu secara individual karena sekarang kita bisa berkomunikasi melalui WhatsApp atau zoom. Sehingga orang tua bisa mendapatkan penjelasan yang lengkap dari sekolah, dengan begitu orang tua betul-betul yakin dan tidak lagi khawatir untuk mengantar anak-anaknya belajar kembali ke sekolah,” ucap Kak Seto.

Untuk menghilangkan kekhawatiran orang tua, Kak Seto berpesan kepada para orang tua bahwa semua anak pada dasarnya cerdas dan senang belajar.

Belajar yang membuat mereka optimal adalah belajar dalam suasana gembira, aman, dan nyaman.

“Jadi mari kita ciptakan suasana tersebut dimanapun mereka belajar,” ujarnya.***

Editor: Handri

Tags

Terkini

Terpopuler