Alasan Kedua: Pendapat kedua menyatakan jika porsi nasi padang yang dibawa lebih banyak karena pemilik warung nasi padang memperhitungkan biaya cuci piring.
Konon katanya, pemilik warung masakan padang zaman dulu memperhitungkan biaya operasional sajian nasi padang yang dijual ke pembeli secara detail.
Jika pembeli makan di restoran atau warung, ini akan membuat pemilik warung mencuci piring, biaya cuci piring ini dipotong dari porsi nasi.
Untuk nasi padang yang dibawa pulang, pemilik warung tak harus mencuci piring sehingga ia akan memberikan porsi lebih banyak.
Alasan Ketiga: Sedangkan pendapat ketiga adalah nasi padang yang dibungkus harus diisi dengan porsi banyak agar terlihat lebih tegak dan menggugah selera.
Jika bungkusan terlihat lebih tegak dan banyak, ini diharapkan makin banyak pembeli yang tertarik membeli nasi padang.***