4 Desa Wisata Maju Bantul Patut Ini Wajib Dikunjungi, Ada Wukirsari

29 Mei 2023, 17:18 WIB
Ilustrasi beberapa Desa Wisata Maju Bantul . /

JURNAL SOREANG -  Kalau mendengar Yogyakarta pasti sudah tidak asing. Kota yang selalu ingin dikunjungi tersebut memang menarik minat para wisatawan untuk berkunjung.

Berbicara mengenai Yogyakarta tau gak sih kalau salah satu daerahnya yaitu di Bantul ternyata ada sebuah desa wisata yang bisa dikunjungi bahkan sudah masuk sebagai desa yang maju.

Berikut 4 desa wisata di Bantul yang sudah maju menurut ADWI.

Baca Juga: Klasemen Akhir Liga Premier Inggris: 4 Tim Lolos ke Liga Champions, Nomor 4 Bukan Liverpool

1. Wukirsari

Wukirsari merupakan salah satu tempat wisata di Kabupaten Bantul. Terletak di selatan pusat kota Yogyakarta dengan jarak plus minus 17 km. Dari Bandara Internasional Yogyakarta (YAI), perjalanan memakan waktu sekitar 1 jam 11 menit dan jaraknya 46,2 km.

Desa Wisata Wukirsari fokus pada pengembangan pendidikan dan ekowisata sejak tahun 2007. Dikukuhkan sebagai desa wisata dengan SK Badan Desa dan SK DPRD Bantul, yang dikelola secara komunal dengan melibatkan seluruh masyarakat dan dikoordinir oleh Kepala Desa. pengelola desa, Wisata Wukirsari.

Kawasan Desa Wukirsari menawarkan berbagai tempat wisata, antara lain wisata budaya dan edukasi belajar membatik di daerah Giriloyo, wisata alam di pesisir Sungai Opak dan wisata religi di Makam dan Makam Raja-Raja Pajimatan. Sunan Giroloyo dan wisata ekonomi budaya di kawasan pasar tradisional Sor Jati. Wukirsari adalah salah satu dari 75 besar ADWI.

Baca Juga: Rezeki datang dari Berbagai Arah, Lekas Naik Haji, Rutinkan 2 amalan Ijazah ayah Gus Mus, KH Bisri Mustofa

2. Dewi Mulia

Desa Wisata Srimulyo (Dewi Mulia) terletak di Kapanewon Piyungan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dipinggir jalan Tol Jogja Wonosari yang diapit oleh dua sungai yaitu Sungai Opak dan Sungai Gawe.

Letaknya strategis karena berada di jalur menuju kota Yogyakarta, Gk Wonosari dan Klaten Jawa Tengah. Berada pada ketinggian 110 derajat di atas permukaan laut, curah hujan 2370 mm/tahun dan suhu rata-rata 23-24°C.

Desa Wisata Srimulyo dengan keindahan alam berupa sungai, lembah, persawahan, perbukitan, hutan dan pegunungan. Warisan peninggalan dan situs sejarah, serta tradisi, seni dan budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi. Desa Wisata Srimulyo merupakan desa wisata berbasis masyarakat (community-based tourism).

Banyak kegiatan wisata di Srimulyo yang diprakarsai dan dikelola oleh masyarakat. Kegiatan wisata di desa Srimulyo dimulai pada tahun 2018 dengan munculnya lebih dari sepuluh tempat wisata berbasis masyarakat melengkapi tempat wisata yang sudah ada yaitu Bukit Bintang dan Watu Amben.

Baca Juga: 5 Teknik Dasar yang Wajib Dikuasai Bola Voli yang bisa Membuatmu Semakin Jago

Pasar Kebon Empring, Gapura Banyu Langit, Taman Nggirli, Taman Cikal Tempuran, Gunung Wangi, Bukit Tompa, Bukit Tinatar, Sendang Hargolawu, Bukit Pangol, Taman Wisata Batu Kapal, Makam Sunan Geseng, Taman Naskah adalah beberapa atraksi yang diciptakan oleh masyarakat Srimulyo untuk ke dikelola Selain destinasi wisata, penyajian berbagai atraksi seni dan budaya juga menjadi bagian penting.

Atraksi budaya seperti Kupatan Jolosutro, Desa Merti - Ceremonie, Ruwahan, Sedekahan, Kesenian Jathilan, Emprak, Gejog Lesung, Macapat, Gedrug, Malothok dan Panembrama.

3. Jipangan

Jipangan merupakan sentra kerajinan bambu (kipas, ornamen bambu, dll) yang menjadi sumber penghasilan utama bagi seluruh warga Desa Jipangan.

Baca Juga: Anak Sering Membantah? Hindari Melakukan Hal Ini

Pemerintah Desa Bangunjiwo mengupayakan peningkatan dan pengembangan kerajinan bambu di Jipangan serta mengupayakan pendidikan pengrajin dan membuka kerjasama dengan Universitas Gajah Mada Yogyakarta dalam hal pendidikan, permodalan, peralatan dan akses pasar.

4. Kaki Langit Mangunan

Desa Wisata Kakilangit merupakan hasil kesepakatan para tokoh masyarakat anggota forum kelembagaan KKLPMD. Pembahasan tentang desa wisata saat itu dinilai sangat penting, apalagi mengingat perkembangan pariwisata di wilayah Bantul timur.

Berdiri pada 9 Maret 2014, Desa Wisata Kakilangit merupakan unit kerja dari organisasi Pedukuhan KLPMD di Manguna. Nama Kakilangit memiliki makna dan filosofi yang sangat dalam sebagai tujuan untuk memberdayakan masyarakat khususnya di industri pariwisata. Nama Kakilangit merupakan gabungan dari dua kata yaitu kaki dan langit.

Baca Juga: 3 Weton yang Paling Disukai Oleh Khodam Pendamping, Apakah Weton Anda Ada Dalam Daftar?

Secara filosofi kaki adalah alat untuk bergerak dan seberat apapun beban kaki harus tetap berjalan. Karena Langit adalah tempat tanpa batas luas dan jarak, Kakilangit berarti Desa Wisata Kakilangit harus mampu melibatkan masyarakat untuk menjangkau destinasi tanpa batas ruang dan waktu.

Tujuannya adalah untuk menciptakan peluang baru yang menjadi sumber pendapatan bagi perekonomian nasional dan peningkatan kesejahteraan. Tujuan pemberdayaan masyarakat yang menjadi inti dari gerakan pendirian Desa Wisata Kakilangit tidak dapat dengan mudah dicapai tanpa adanya sinergi antara lembaga, tokoh masyarakat dan masyarakat di daerah tersebut untuk bersinergi mencapai tujuan tersebut.

Pengkajian sumber daya manusia, alam dan budaya tradisional serta potensi seluruh aktivitasnya merupakan modal fundamental yang ditata sehingga menjadi konsep pemberdayaan masyarakat.***

 

 

Ikuti terus dan share informasi Anda di media sosial Google News Jurnal SoreangFB Page Jurnal SoreangYouTube Jurnal SoreangInstagram @jurnal.soreang, dan TikTok @jurnalsoreang

Editor: Josa Tambunan

Sumber: diy.jadesta.com

Tags

Terkini

Terpopuler