Timnas Indonesia Menang atas Brunei Darussalam 6:0, Begini Analisanya

- 13 Oktober 2023, 13:49 WIB
Salah satu pemain Indonesia yang melakukan pemanasan sebelum lawan Brunei Darussalam/twitter/TimnasIndonesia
Salah satu pemain Indonesia yang melakukan pemanasan sebelum lawan Brunei Darussalam/twitter/TimnasIndonesia /

JURNAL SOREANG - Indonesia berhasil mengalahkan Brunei Darussalam dengan skor 6:0 di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada Kamis, 12 Oktober 2023. 

Enam gol Indonesia dicetak oleh Dimas Drajad di menit ketujuh, Rizky Ridho di menit kesebelas setelah menerima assist dari Saddil Ramadani, Ramadhan Sananta mencetak gol ketiga melalui tendangan pinalti menit ke-62, gol keempat dicetak Ramadhan Sananta menit ke-67, gol kelima dibuat oleh Dimas Drajad menit ke-72, gol penutup dicetak oleh Dimas Drajad pada menit ke-90+1 assist dari Witan Sulaiman. 

Dikutip Jurnal Soreang dari channel YouTube Tommy Desky yang diupload pada 12 Oktober 2023, menurutnya ada perbedaan kreativitas pada timnas Indonesia di laga itu antara babak pertama dan kedua. 

Baca Juga: KPK Sebut Eks Mentan SYL Nikmati Uang Dugaan Korupsi Senilai Belasan Miliaran Rupiah

Coach Shin Tae-yong menggunakan dua gelandang tengah, yaitu Sandy Walsh dan Marc Klok. 

Secara taktikal sepak bola, salah satu dari mereka, yaitu Sandy Walsh ditugaskan untuk bertahan agar sewaktu-waktu Brunei Darussalam menguasai bola dan melakukan serangan balik secara cepat. 

Nyatanya, Sandy Walsh juga ikut dalam penyerangan ke gawang Brunei Darussalam. 

Marc Klok ditugaskan untuk bergerak saat menyerang dan membantu bertahan saat lawan melakukan serangan. Namun dari sisi kreativitas, kedua tidak memberikan efek yang berarti. 

Saat masuknya Ricky Kambuaya di babak kedua, kreativitas lini tengah menjadi hidup. Karakter bermain Kambuaya saat di Persib Bandung lebih suka masuk di area yang sesak atau banyak pemain lawan dan suka memberikan umpan terobosan ke lini serang. 

Pergerakan pemain asal Sorong itu menghidupkan lini serang hingga menciptakan banyak gol di babak kedua. Hal ini tidak dimiliki oleh Marc Klok. 

Baca Juga: Merajut Dendam: Serial Terbaru Laura Basuki dan Oka Antara yang Menggugah Kesadaran Tentang Perselingkuhan

Di laga itu, lini bertahan Brunei Darussalam sangat tidak bagus untuk antisipasi bola dari umpan lambung. 

Gol pertama yang dibuat Dimas Drajad berawal dari situasi kalah jumlah pemain yang bertahan dari Brunei Darussalam. 

Sebanyak tiga pemain Brunei Darussalam tidak mampu menghadapi empat pemain Indonesia yang menyerang. 

Gol kedua timnas Indonesia juga berasal dari kelemahan yang sama. Saat set-piece tendangan sudut, tidak ada pemain Brunei yang menjaga Rizky Ridho. 

Untuk Pratama Arhan, banyak umpan yang dilakukannya tidak ideal. Tak hanya itu, koneksi dengan Dendy Sulistiawan di laga itu tidak istimewa. 

Hal itu dapat disimpulkan Pratama Arhan tidak dalam performa terbaiknya. 

Saat melakukan serangan, struktur penyerangan terdiri dari dua pemain bertahan yang diisi oleh Elkan Baggott dan Rizky Ridho, dua di lini tengah ada Asnawi Mangkualam yang bermain sebagai inverted fullback yang berduet dengan Sandy Walsh. 

Baca Juga: Museum Gatot Soebroto Mewakili 29 Museum di Hari Museum Indonesia 2023 DPR RI, Iin: Semoga Kakek Bisa Dikenang

Marc Klok bergerak ke depan ketika menyerang dan ke belakang ketika bertahan. Jadi, strukturnya menjadi 2-2-6. 

Seiring dengan bertambahnya waktu, pergerakan dinamis yang dilakukan pemain Indonesia terjadi. Contohnya Saddil Ramdani yang bergerak ke half space dan Asnawi Mangkualam yang bermain melebar. 

Hal itu juga mengubah struktur menyerang Indonesia saat laga. Terkadang 2-1-7 atau 3-1-6. 

Banyaknya pemain Indonesia yang mengepung pertahanan Brunei Darussalam karena struktur bertahan Brunei Darussalam yang menggunakan 6-3-1. 

Empat bek Brunei didampingi oleh dua pemain sayap yang bergerak mundur untuk membantu pertahanan. 

Lini bertahan Indonesia tidak mendapatkan tantangan berarti karena transisi bertahan dan menyerang dari Brunei tidak bagus. Itu ditambah dengan tidak ada tembakan yang tepat sasaran ke gawang Indonesia. 

Dalam laga itu, Indonesia menggunakan formasi 4-4-2. Elkan Baggott dan Rizky Ridho didampingi oleh Pratama Arhan dan Asnawi Mangkualam yang bermain sebagai bek sayap kiri dan kanan. 

Baca Juga: Nol Collective: Memadukan Warisan Palestina dalam Fesyen Tradisional yang Unik

Ditengah ada Sandy Walsh dan Marc Klok. Sedangakan Dendy Sulistiawan dan Saddil Ramadani berada di gelandang sayap kiri dan kanan yang nantinya akan membantu penyerangan. 

Saat Dendy Sulistiawan membantu penyerangan, Arhan bertugas menjaga kelebaran di kiri atau wide area kiri. 

Meski Dendy dan Arhan bertukar posisi antara half space dan wide area kiri, namun sisi kiri tidak begitu hidup. 

Dan di depan ada Dimas Drajad dan Caraka Hokky. Di laga itu, Caraka Hokky tidak optimal. Meski on fire di 20 menit pertama, sisanya tidak tampil maksimal. 

Saat Ramadhan Sananta bermain, penyerang Persis Solo ini tampil efektif dengan mencetak dua gol di laga itu. 

Brunei Darussalam yang dilatih oleh Mario Rivera menggunakan formasi 4-5-1. Dalam laga itu, penguasaan bola Indonesia ada di 85 persen.

Jadi, sangat memperlihatkan cara bertahan Brunei. Lini tengah dan lini serang harus mundur hingga setengah lapangan untuk membantu bertahan. 

Baca Juga: 3 Saksi Tambahan Diperiksa Soal Dugaan Pemerasan Terhadap Eks Mentan SYL, Salah Satunya Pegawai KPK

Itu ditambah dengan kedua gelandang Brunei yang mundur hingga wide area kiri dan kanan. Bek sayap kiri dan kanan Brunei menjaga half space masing-masing. 

Indonesia pun bereaksi dengan memajukan beberapa pemainnya. Tujuannya tidak kekurangan pemain saat Indonesia melakukan penyerangan ke gawang Brunei. 

Saat struktur menyerang 2-2-6, Sandy Walsh memang berkontribusi melalui pergerakannya ke depan Sayangnya, Sandy Walsh tidak membuat umpan berisiko seperti Ivar Jenner. 

Umpan berisiko ini lebih ke umpan lambung akurat atau umpan progresif ke depan untuk lini serang. 

Hal ini ditambah dengan buntunya penyerangan dari sisi sayap. Mendekati penghujung babak pertama, Asnawi Mangkualam bergerak ke sisi kanan penyerangan untuk menambah orang membantu penyerangan. 

Secara keseluruhan, lini bertahan Brunei Darussalam di laga itu bagus. Hanya kekurangan pada antisipasi umpan lambung saja. Apiknya strategi bertahan Brunei baru bisa dibongkar pada babak kedua. 

Beberapa pergantian pemain yang dilakukan coach Shin Tae-yong pada awal babak kedua seperti Ricky Kambuaya menjadi alasan babak kedua lebih banyak mencetak gol. 

Baca Juga: Pimpinan KPK Bakal Diperiksa Soal Dugaan Pemerasan Terhadap Eks Mentan SYL, Benarkah? Polisi Jawab Begini

Masuknya Ricky Kambuaya membuat pertahanan Brunei Darussalam kalah jumlah jika Indonesia menyerang dari sektor sayap. Tak hanya itu, performa Sandy Walsh juga lebih baik dan berani memberikan umpan diagonal ke depan. 

Dinamisnya pergerakan Ricky Kambuaya di babak kedua juga bikin kewalahan strategi bertahan Brunei Darussalam yang bikin fisik pemainnya semakin menurun.***

Editor: Yoga Mulyana

Sumber: YouTube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah