PSG dan Manchester City Dibeli dari Orang Kaya Jazirah Arab, Hasilnya Kok Beda?

- 1 Juli 2023, 20:18 WIB
Manchester City yang dibeli Orang Kaya Jazirah Arab.
Manchester City yang dibeli Orang Kaya Jazirah Arab. /Instagram @hhmansoor

 

JURNAL SOREANG - Manchester City resmi menjadi tim baru yang menjuarai UEFA Champions League pada musim 2022-23. Berbeda dengan Paris Saint Germain (PSG), tim asal kota Paris ini masih nirgelar UEFA Champions League. Walau sama-sama dibeli dari pengusaha negeri Arab ini, mengapa Manchester City lebih unggul dibandingkan PSG saat ini?

Dikutip Jurnal Soreang dari channel YouTube Starting Eleven, ada beberapa perbedaan yang sangat kontras antara tim yang diakuisisi oleh Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan asal Uni Emirat Arab dan tim yang diakuisisi oleh Nasser Al-Khelaifi dari Qatar ini.

Pertama adalah konsistensi. Walau sama-sama juara di liga negaranya masing-masing, beda cerita kalau pencapaian di piala liga. Walau sama-sama mendapatkan dua gelar piala liga di negaranya masing-masing, pencapaian Manchester City lebih baik. Pencapaian The Citizen, julukan Manchester City, paling mengecewakan ada di semifinal Piala FA dalam lima musim ke belakang. Sementara pencapaian Le Parisien, julukan PSG paling buruk adalah 16 besar Coup de France dalam lima musim ke belakang. Di UCL (Uefa Champions League), PSG malah pernah gugur di fase 16 besar dan enam musim belakangan. Sedangkan Manchester City pencapaian mengecewakan dalam enam musim belakang adalah perempat final.

Baca Juga: 5 Karakter Marvel yang Diprediksi Mampu Hentikan Invasi Skrull di Secret Invasion, No 3 Bikin Pusing Kepala!

Kedua adalah pendekatan tim. Setelah mengakuisisi Manchester City pada Agustus 2008, Sheikh Mansour memiliki proyek jangka panjang untuk mendapatkan gelar yang bergulir. Wakil Perdana Menteri Uni Emirat Arab ini terinspirasi oleh pencapaian FC Barcelona di masa kejayaannya yang pernah mendapatkan enam gelar dalam semusim. Di 2012, The Citizen mendatangkan Ferran Soriano yang pernah jabat Wakil Presiden FC Barcelona mendampingi Joan Laporta selama 5 tahun. Tidak hanya Soriano, City Football Group, grup milik Sheikh Mansour yang menaungi tim sepakbola juga mendatangkan Txiki Begiristain, Direktur Olahraga FC Barcelona pada 2003-2010. Dan 2016, Sheikh Mansour mendatangkan Josep Pep Guardiola. Berbeda dengan Nasser, PSG suka gonta-ganti direktur olahraga hingga pelatih. Contohnya mantan Direktur Teknik (Dirtek) AC Milan, Leonardo Araujo yang pernah menjabat direktur olahraga PSG dua kali. Yaitu pada 2011-2013 dan 2019-2020. Pelatih Real Madrid hingga musim 2023-24, Carlo Ancelotti pernah menjadi korban presiden PSG yang pernah bermasalah dengan FC Barcelona itu. Selain Ancelotti, Unai Emery, Laurent Blanc, Thomas Tuchel, hingga Christophe Galtier juga demikian.

Terakhir adalah strategi pembelian pemain. Manchester City dan PSG memang suka membeli pemain dengan harga yang selangit. Namun strategi mereka berbeda. Manchester City membeli pemain tidak hanya sesuai kebutuhan, namun juga kebutuhan tim sendiri. Beda juga dengan PSG, Manchester City juga membeli pemain yang kurang dikenal banyak pecinta sepakbola. Seperti Bernardo Silva dan Kevin de Bruyne. Pemain bintang tidak banyak mau dan mudah diatur. Berbeda dengan PSG yang beli pemain bintang yang kebanyakan dari mereka menang sendiri. Itulah alaaan mengapa Manchester City lebih sukses dibandingkan PSG. ***

 

Halaman:

Editor: Josa Tambunan

Sumber: YouTube Starting Eleven


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x