JURNAL SOREANG – FIFA secara resmi sudah mencoret Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 karena menolak kedatangan tim Israel.
Media dunia terpecah dua antara membela dan menentang keputusan itu, tapi media Malaysia Semuanya Bola membela Indonesia (dalam hal ini gubernur Bali Wayan Koster) yang menolak tim Israel.
Selain berpihak pada Wayan Koster, Semuanya Bola juga mengecam FIFA yang mencabut hak Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U20 2023.
Baca Juga: Lionel Messi Susul Cristiano Ronaldo dan Ali Daei, Cetak 100 Gol Internasional
Karena penolakan Wayan Koster untuk menerima kehadiran Israel, FIFA memutuskan untuk membatalkan hak Indonesia untuk menjadi tuan rumah turnamen tersebut.
Sebagian besar penggemar yang pro kedatangan Israel mengecam Gubernur Bali maupun Jawa Tengah dan menganggapnya tidak dewasa/tidak profesional karena mempolitisasi sepak bola.
Semakin banyak pihak yang menyerangnya setelah melihat sembilan kesan buruk yang akan menimpa sepak bola Indonesia jika tidak menjadi tuan rumah Piala Dunia U20 kali ini.
Baca Juga: Supaya Jangan Pindah Jude Bellingham Ditawari Kenaikan Gaji 150 % di Borussia Dortmund
Tidak hanya suporter, bahkan artis, menteri, pemain dan masih banyak lagi yang mengecam mereka atas tindakannya.
Sepak bola memang tidak boleh dipolitisasi, benar bahwa para pemain muda Israel itu datang ke Indonesia untuk bermain sepak bola dan bukan untuk berkelahi, namun Wayan Koster sendiri jelas memiliki prinsip sendiri yang harus ia pertahankan.
Namun, Semunya Bola mempertanyakan, apakah pemain sepak bola Rusia pergi ke mana saja untuk berperang? Mengapa tidak ada yang membela hak mereka untuk bermain sepak bola?
Baca Juga: Mana yang Lebih Bagus : Mohamed Salah atau Bukayo Saka ?
“Siapa sebenarnya yang mempolitisasi sepak bola? FIFA atau Wayan Koster ?” ungkapnya.
Memurut media ini, FIFA mempolitisasi sepak bola dengan mengeluarkan Rusia dari pertandingan yang mereka rekomendasikan
Jika semua orang masih ingat, saat perselisihan antara Rusia dan Ukraina terjadi, FIFA dan UEFA tidak menunggu waktu lama untuk turun tangan dan mempolitisasi sepak bola.
Baca Juga: Dipecat Tottenham Hotspur Antonio Conte Pamitan pada Penggemar Lewat Instagram
Rusia saat itu sedang beraksi untuk aksi kelayakan Piala Dunia Qatar, dan menjelang aksi mereka melawan Polandia, FIFA memutuskan untuk melarang mereka untuk berpartisipasi dalam pertandingan yang berada di bawah rekomendasi FIFA dan UEFA.
"FIFA dan UEFA hari ini membuat keputusan bersama untuk melarang semua tim dari Rusia, baik di tingkat klub maupun skuat nasional untuk berpartisipasi dalam pertandingan apa pun di bawah rekomendasi FIFA atau UEFA hingga pemberitahuan lebih lanjut."
“Mengapa FIFA diizinkan untuk mengecualikan negara lain atas masalah politik di negara mereka? mengapa ketika negara lain melakukan hal yang sama, mereka menghadapi hukuman berat?”
Melihat dilema yang dialami Indonesia, menurut Semuanya Bola, muncul pertanyaan di kalangan netizen apa yang akan terjadi jika pemerintah Malaysia menghadapi situasi yang sama.
Baca Juga: Benarkah Mohamed Salah akan Segera Meninggalkan Liverpool
Sebagai catatan, ketegasan Malaysia untuk tidak mengizinkan masuk dan ikut sertanya atlet Israel membuat negara tersebut kehilangan hak rekomendasi untuk beberapa turnamen olahraga internasional.
Diantaranya adalah hak untuk menyelenggarakan Kejuaraan Renang Para Dunia yang dijadwalkan pada tahun 2019 di Kuching, Sarawak yang dicopot oleh Komite Paralimpiade Internasional (IPC).
Pada tahun 2019, warga Palestina mengibarkan bendera Malaysia selama Masirah al-Audah al-Kubra (Great March of Return) sebagai tanda terima kasih kepada Malaysia yang menolak keikutsertaan atlet Israel dalam Pertandingan Renang Paralimpiade Internasional.
Baca Juga: Tottenham Hotspur Siap Pecat Antonio Conte saat Jeda Internasional
Ia menambahkan, pembentukan pemerintahan Malaysia saat itu dipimpin oleh Tun Mahathir Mohamad yang menegaskan tidak akan berkompromi dan berdiri teguh dengan keputusan yang diambil atas dasar kemanusiaan dan belas kasihan terhadap nasib rakyat Palestina.
"Mereka mau batal, batallah," jawab Tun Mahathir ketika ditanya oleh Berita Harian tentang keputusan IPC untuk membatalkan hak tuan rumah Malaysia.
"Kami tetap berpegang teguh pada prinsip kami. Prinsip kami adalah bahwa Israel adalah negara kriminal. Mereka melanggar hukum internasional dan tidak ada yang mengatakan apa-apa. Kami memiliki hak untuk menyuarakan suara dan perasaan kami, dan kami memiliki prinsip kami sendiri," demikian kata Semuanya Bola. ***
Baca Juga: Wesley Fofana Soal Pemain Buka Puasa di Tengah Laga : Itulah yang Membuat Sepak Bola Menjadi Indah
*) Ikuti terus dan share informasi Anda di media sosial Google News Jurnal Soreang, FB Page Jurnal Soreang, Youtube Jurnal Soreang, Instagram @jurnal.soreang dan TikTok @jurnalsoreang