Aksi Brutal Oknum TNI Viral saat Kerusuhan di Kanjuruhan, Panglima TNI: Bukan Indisipliner Lagi, Ini Pidana!

- 4 Oktober 2022, 12:11 WIB
Aksi Brutal Oknum TNI Viral saat Kerusuhan di Kanjuruhan, Panglima TNI: Bukan Indisipliner Lagi, Ini Pidana!
Aksi Brutal Oknum TNI Viral saat Kerusuhan di Kanjuruhan, Panglima TNI: Bukan Indisipliner Lagi, Ini Pidana! /@infokarangasem_id

JURNAL SOREANG - Tragedi kerusuhan di stadion Kanjuruhan cukup memilukan, bagaimana tidak karena korban berjatuhan cukup banyak.

Tak banyak cerita yang bisa diungkapkan, namun dari sekian banyak cerita yang tergambar dari kejadian itu, muncul salah satu video viral yang kini menghiasi jagat media sosial.

Hal tersebut adalah video anggota TNI yang tertangkap kamera amatir dari beberapa suporter yang viral di media sosial.

Baca Juga: Prediksi Skor Liga Champions Sevilla vs Borussia Dortmund, Jadwal, Head to Head, Link Streaming dan Susunan Pe

Dalam video viral nampak beberapa anggota TNI yang terlihat mengamankan suporter Arema FC yang turun kelapangan.

Bukan secara humanis, namun terlihat oknum TNI tersebut memukul, menendang hingga mendorong suporter.

Niatnya mungkin untuk menghalau suporter, namun ternyata aksi tersebut cenderung berlebihan dan jauh dari pengamanan yang sewajarnya. 

Baca Juga: Usut Kasus Kerusuhan Kanjuruhan, Pemerintah Bentuk Tim Investigasi! Berisi Akademisi hingga Pengamat Olahraga

Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa menjelaskan para personel TNI yang melakukan aksi represif terhadap suporter di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, siap diproses secara hukum pidana.

Lebih jauh Andika mengatakan, tindakan kekerasan anggota TNI terhadap masyarakat sipil merupakan hal yang berlebihan.

"Kita tidak akan mengarah pada disiplin. Tetapi pidana, karena memang itu sudah sangat berlebihan," terang Andika di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin, 3 Oktober 2022.

Baca Juga: Usut Tragedi Kanjuruhan Pemerintahan Bentuk Tim Gabungan Independen Pencari Fakta, Ini Daftar Anggotanya

Menurut Andika, TNI sudah melakukan investigasi serta upaya hukum berkenaan tragedi tersebut.

Andika melanjutkan, tindakan represif yang dilakukan anggotanya sudah di luar kewenangan prajurit TNI.

Andika pun turut meminta bantuan masyarakat mengirim berbagai video lain berkenaan tragedi di Kanjuruhan.

Baca Juga: Ancaman Kutukan Juara Bertahan Makin Nyata? Ini 5 Skandal Timnas Prancis Jelang Piala Dunia 2022 Qatar

Dengan tambahan barang bukti, Andika berharap investigasi aksi represif prajurit TNI dapat terbuka dan ada titik terang.

"Lantaran memang tidak boleh terjadi lagi. Dan bukan tugas mereka untuk melakukan yang terlihat di video tersebut," sambungnya.

Di kesempatan yang sama, Andika menilai prajurit yang melakukan tindak represif tidak sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) pengamanan.

Baca Juga: Ancaman Kutukan Juara Bertahan Makin Nyata? Ini 5 Skandal Timnas Prancis Jelang Piala Dunia 2022 Qatar

Andika mengungkapkan, tindak kekerasan yang dilakukan bukan dalam rangka mempertahankan diri, melainkan menyerang supporter.

Dalam video yang beredar viral tampak beberapa anggota TNI atau yang bisa kita bilang segelintir oknum melakukan pengalaman yang jauh dari kata humanis.

Bahkan terlihat tak hanya memukul dengan tongkat pengamanan, beberapa anggota TNI juga terlihat menendang suporter yang ada di tengah lapangan.

Baca Juga: Bukti, Jika Lionel Messi Memang Sangat Layak Untuk Memimpin Timnas Argentina di Piala Dunia 2022 Nanti?

Sontak kejadian ini viral dan kini sejak dua hari setelah kejadian hal ini menjadi perhatian publik khususnya pecinta sepakbola.

Kejadian ini tentu sangat memilukan karena tindakan yang dilakukan seperti sedang melakukan perkelahian bukan mengamankan.

Karena terlihat tendangan yang dilakukan seperti kungfu yang mungkin saja dalam sekali tendangan bisa sebabkan patah tulang.

Baca Juga: Setelah Kapolres Malang, Seruan Copot Kapolda Jatim Bergaung Buntut Tragedi Kanjuruhan

Situasi yang terjadi memang sangat chaos dengan berawal dari satu, dua suporter yang masuk lapangan.

Sejatinya setelah pertandingan walaupun posisi hasil akhir kalah namun Aremania tak bersikap anarkis.

Justru menurut pengakuan mereka kejadian ini terjadi karena penanganan pihak aparat terhadap suporter yang turun kelapangan cukup berlebihan.

Baca Juga: Baim Wong dan Paula Verhoeven Terancam Hukuman Penjara 1 Tahun 4 Bulan, Buntut Prank Polisi Soal Laporan KDRT

Membuat para suporter semakin banyak yang turun karena tidak terima perlakuan aparat.

Hal ini lah yang mengakibatkan tragedi kelam terjadi yang membuat 125 nyawa menjadi korban.***

Editor: Agung Prasetya

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah