Ya, karena di mata beberapa pelatih dan pemain, kompetisi ini dianggap tidak penting dan terkesan terlalu dipaksakan.
Belum lagi, kompetisi ini diadakan di momen setelah pemain menjalani musim yang panjang bersama klubnya.
Alih-alih memanfaatkan waktu untuk bersitirahat dan liburan, para pemain Eropa justru digenjot dengan tugas tambahan untuk kembali bertugas di negaranya hanya beberapa saat setelah akhir kompetisi klub.
Baca Juga: Orang tua Wajib Tahu! Gejala Hernia Pada Bayi, Berikut Penjelasannya
Tentu saja dengan kompetisi yang terkesan dipaksakan ini, motivasi, energi, dan semangat yang terpancar dari para pemain pun cuma sisa sehingga pastinya mereka tidak akan tampil all-out.
Belum lagi, para pelatih pasti akan menjaga betul konidisi pemain topnya dengan alasan takut sang pemain mengalami kelelahan atau cedera, apalagi turnamen Piala Dunia semakin dekat.
Faktor motivasi yang tidak membumbung tinggi serta energi yang seadanya, menjadikan alasan mengapa UEFA Nations League tidak menjadi kompetisi yang difavoritkan, sekalipun oleh penonton.
Baca Juga: Rayakan Anniversary ke 10 Tahun Debut, Ailee Akan Adakan Konser Solo!
Pasalnya, semua motivasi, energi, dan semangat, seluruhnya akan difokuskan kepada turnamen yang sesungguhnya yaitu Piala Dunia.