JURNAL SOREANG – Menjelang Playoff Piala Dunia 2022, Qatar menuntut Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) terkait penarikan Rusia dari Ukraina.
Sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022, Qatar menyoroti konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina saat ini.
Diketahui bahwa Rusia dan Ukraina merupakan negara yang seharusnya bertanding di Playoff Piala Dunia 2022 yang akan segera digelar bulan Maret ini.
Baca Juga: Pemerintah Resmi kembalikan peraturan JHT yang baru ke Aturan Lama 19 tahun 2015
Namun, Invasi Rusia ke Ukraiana sejak 24 Februari 2022 lalu membuat sejumlah pihak mempertimbangkan Kembali pertandingan playoff Piala Dunia 2022, termasuk FIFA, UEA, dan Qatar.
Sementara itu, resolusi tersebut mengumpulkan suara dari total 141 negara dari 193 anggota di Majelis Umum PBB.
Negara-negara itu lah yang memberikan suara secara kolektif terkait protes terhadap agresi berkelanjutan Rusia ke Ukraina.
Baca Juga: Berikan Apa yang Dibutuhkan, Ramalan Kartu Tarot Aries, Taurus dan Gemini, 04 Maret 2022
Namun, ada sebanyak 35 negara abstain dari pemungutan suara karena lima memilih menentang.
Negara-negara yang menentang resolusi tersebut antara lain Eritrea, Korea Utara, Suriah, Belarusia, dan Rusia.
Langkah tersebut menunjukkan aliansi Rusia saat ini di tengah pelanggaran terhadap hukum internasional.
Baca Juga: Captain Tsubasa Manga Jepang yang Menginspirasi Anak-anak Hingga Para Bintang Piala Dunia
Qatar bersama dengan anggota yang mendukung resolusi tersebut, hal itu pun dipuji oleh Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS).
"Kami memuji Israel, Kuwait, dan Qatar karena berdiri bersama Ukraina dan mensponsori bersama resolusi Majelis Umum PBB yang mengutuk perang Rusia yang direncanakan, tidak beralasan, dan tidak dapat dibenarkan melawan Ukraina," kata Departemen Luar Negeri AS, dikutip JurnalSoreang.Pikiran-Rakyat.com dari Doha News pada Jumat, 4 Maret 2022.
Pemungutan suara itu dinilai telah memperkuat sikap masing-masing negara.
Baca Juga: Jepang Lolos Piala Dunia 2022, Saatnya Pelatih Terkenal Jepang Siap Tangani Sepakbola Indonesia
Anggota yang memberikan suara pada resolusi juga mengakui bahwa tindakan Rusia melanggar Piagam PBB.
Negara-negara tersebut menyatakan ketidakpuasan mereka dengan keputusan Rusia pada 21 Februari tentang status wilayah Donetsk dan Luhansk di Ukraina, juga dikenal sebagai Donbas, telah berada di bawah kendali separatis Rusia selama hampir delapan tahun.
Dengan mengakui wilayah tersebut sebagai negara merdeka, Presiden Rusia Vladimir Putin membuka jalan bagi invasi, yang dimulai dalam beberapa hari.
Baca Juga: Jam Tayang MasterChef Indonesia S9 Sabtu, 5 Maret 2022 di RCTI, Siapa yang Akan Pulang Minggu Ini?
“Anggota PBB menyayangkan keputusan Rusia] terkait status wilayah tertentu di wilayah Donetsk dan Luhansk di Ukraina sebagai pelanggaran terhadap integritas teritorial dan kedaulatan Ukraina dan tidak sesuai dengan prinsip Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa,” bunyi resolusi tersebut.
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, mengatakan kepada pers bahwa suara mayoritas merupakan pesan “keras dan jelas” kepada Rusia untuk mengakhiri permusuhannya di Ukraina.
Antonio Guterres juga menekankan bahwa perlunya tindakan segera di Ukraina setelah menghadapi invasion Rusia.
Baca Juga: MUTIARA HIKMAH, Sudah kah Masuk Kelompok Orang Beriman? Ini Ciri-cirinya
“Ke depan, saya akan terus melakukan segala daya saya untuk berkontribusi pada penghentian segera permusuhan dan negosiasi mendesak untuk perdamaian,” kata Antonio Guterres.
Meskipun demikian FIFA dan UEA sepakat untuk menangguhkan Rusia dalam semua kompetisi termasuk Piala Dunia 2022 selama konflik Rusia dan Ukraina terjadi.
Sebelumnya, beberapa negara yang akan main di Playoff Piala Dunia 2022 menolak bermain dengan Rusia.***