Benarkah Karena Krisis Pemain, Timnas Italia Jatuh ke Babak Play-Off Paila Dunia 2022! Berikut Ulasanya

25 Februari 2022, 17:33 WIB
Roberto Mancini, Pelatih Timnas Italia /

JURNAL SOREANG-Liga Italia atau lebih dikenal dengan Serie-A ini, sangat sering menghasilkan atau, melahirkan para pemain bintang.

Tidak hanya itu, Klub-Klub besar yang ada di Liga Italia atau, Serie-A ini lebih mengandalkan para pemain bintangnya jebolan lokal.

Namun sayangnya, seiring berjalanya waktu kekuatan klub-klub yang ada di Serie-A Italia ini semakin memudar.

Baca Juga: Jadwal Sholat Kota Palembang, Sabtu 26 Februari 2022 dan Doa agar Jadi Orang Sabar

Saat ini, Liga Italia atau Serie-A ini justru lebih didominasi para pemain pendatang dari luar Italia, bahkan banyak juga yang datang dari luar Eropa.

Salah satunya, yakni Romelu Lukaku, Paulo Dybala, dan Cristiano Ronaldo. Konon, mererka merupakan tiga pemain terbaik Serie A Italia dalam 3 musim terakhir.

Dari itu saja sudah bisa diketahui, bahwa kompetisi Serie A belakangan ini jadi arena bermain bagi pesepakbola-pesepakbola asing.

Baca Juga: Menyadari Jadi Target Utama Rusia, Presiden Ukraina Tidak Akan Tinggalkan Negaranya

Lebih dispesifikan lagi, hal tersebut menimbukan tertutupnya peluang-peluang talenta lokal untuk lebih bersinar di Italia, tanah kelahirannya sendiri.

Tak hanya itu, pemain terbaik timnas Italia saat ini saja, Jorginho (peringkat 3 Ballon d'Or), berada jauh di London, bukan di klub Italia.

Tidak disalahkan jika pemain lokal merantau ke klub luar negeri, malah hal itu menandakan bahwa pemain tersebut benar-benar berkualitas dunia.

Baca Juga: Jadwal Shalat untuk Bandung dan Sekitarnya, Sabtu 26 Februari 2022 dan Doa Sahabat Nabi untuk Jemput Rezeki

Namun yang jadi masalah, semakin ke sini Serie A disesaki penggawa asing yang sialnya kebanyakan berada di klub-klub besar yang justru membuat pemain-pemain lokal kehilangan posisinya.

Klub Seria-A Juventus yang biasanya menjadi distributor pemain timnas Italia terbanyak, belakangan ini cuma menyumbang sekitar 4-5 pemain saja.

Pun, Inter Milan juga parah, baru Nicolo Barella dan Alesandro Bastoni talenta lokal yang bisa diberikan setelah lama absen punya pemain Italia berkualitas timnas.

Baca Juga: Indonesia Jadi Unggulan Pertama di Piala Thomas Uber 2022, Berstatus Sebagai Juara Bertahan

Sama dengan Klub sebelumnya, yakni AC Milan. alih-alih memproduksi pemain lokal terbaik, mereka pun beberapa tahun terakhir sibuk bongkar-pasang pemain yang kebanyakan adalah talenta impor.

Klub Napoli dan Atalanta juga sama. Menjadi kekuatan baru di Serie A beberapa tahun ini, tapi sumber kekuatan mereka bukanlah dari pemain lokal.

Namun, Justru klub-klub seperti Sassuolo, Torino, Lazio, bahkan Cagliari, belakangan lebih sering memberi bakat-bakat muda yang berpotensi.

Baca Juga: Lho Kok Bisa Timnas Itali aJatuh ke Babak Play-Off Piala Dunia 2022! Ternyata ini Penyebabnya

Hal seperti itu jelas merugikan pelatih timnas, yang alih-alih melihat pemainnya berkembang di klub besar, tetapi malah hanya banyak duduk di bangku cadangan atau bahkan terbuang ke klub yang lebih kecil.

Sebenarnya Ini merupakan masalah serius yang sebenarnya sudah dialami timnas Italia sejak belasan tahun silam, atau lebih tepatnya seiring pamor Serie A yang menurun pasca terjadinya skandal calciopoli.

Setelah Italia menjadi juara Piala Dunia 2006 bersama generasi emas terakhirnya, Gli Azzurri cenderung lamban mengalami regenerasi pemain.

Baca Juga: Indra Kenz Resmi Jadi Tersangka Kasus Judi Online Binomo Setelah Diperiksa 7 Jam

Gagalnya Timnas Italia di Piala Dunia 2010 dan 2014 yang harus tersisih di fase grup pun disebabkan lantaran skuad Italia kebanyakan "hanya" diisi pemain-pemain medioker.

Puncak dari itu semua terjadi saat Italia gagal lolos ke putaran final Piala Dunia 2018. Carut marutnya skuad Gli Azzurri saat itu yang belum terbentuk sempurna, bertemu dengan racikan strategi rancu dari pelatih Gian Piero Ventura.

Namun baru di Piala Eropa 2020 lalu Italia mulai menemukan bakat-bakat muda yang dikombinasikan dengan pemain-pemain yang sudah mencapai kematangannya.

Baca Juga: Kemensos Salurkan BPNT Secara Tunai Melalui PT Pos, Berikut Tanggapan Supplier di Kabupaten Bandung

Memang sangat disayangkan Serie A yang dulunya identik mencetak produk-produk lokal berkualitas dunia, sekarang seperti kehilangan identitasnya.

Jatuhnya Italia ke babak play-off Piala Dunia 2022 juga salah satunya didasari kedalaman skuad Gli Azzurri yang tidak merata.

Sementara itu, generasi tim juara EURO 2020 tidak punya back-up sepadan saat mereka mengalami penurunan performa.

Baca Juga: Dibeli Dengan Harga Mahal, 5 Pemain Langganan Piala Dunia ini Tidak Mampu Buktikan Kualitas di Klub Barunya

Permasalahan berkurangnya talenta berkualitas di liga lokal semakin terlihat saat Roberto Mancini harus jauh-jauh memanggil Mario Balotelli yang bermain di liga Turki, dengan harapan bisa menjadi solusi di skuadnya jelang babak play-off mendatang.

Namun masih beruntung, belakangan ini mulai tumbuh benih-benih kebintangan dalam sosok-sosok seperti Federico Chiesa, Nicolo Barella, Alesandro Bastoni, Sandro Tonali hingga Nicolo Zaniolo.

Mudah-mudahan krisis talenta lokal berkualitas di timnas Italia akan segera berakhir seiring mencuatnya nama-nama di atas bersama klub-klub yang dianggap elit di Serie A.

Baca Juga: Hadapi Arab Saudi di Kualifikasi Piala Dunia 2022, China Tak Lagi Andalkan Pemain Naturalisasi

Apapun bentuknya, secara tidak langsung, klub-klub besar di liga lokal memiliki peran penting dalam perkembangan timnas di negara tersebut.***

Editor: Dadan Triatna

Sumber: YouTube

Tags

Terkini

Terpopuler