Ini Alasan Mengapa Sebagian Petani di Pulau Morotai Belum Menikmati Alat Pertanian Moderen

- 20 Januari 2024, 19:50 WIB
Presiden Joko Widodo meninjau penanaman padi dan menyerap aspirasi para petani di Kecamatan Kesesi, Kabupaten Pekalongan, Provinsi Jawa Tengah, pada Rabu, 13 Desember 2023.
Presiden Joko Widodo meninjau penanaman padi dan menyerap aspirasi para petani di Kecamatan Kesesi, Kabupaten Pekalongan, Provinsi Jawa Tengah, pada Rabu, 13 Desember 2023. /Biro pers setpres /
JURNAL SOREANG - Pertanian menjadi salah satu sektor yang mengalami kemajuan signifikan karena diikuti engan kemajuan teknologi.
 
Salah satunya teknologi alat-alat pertanian modern yang digunakan petani saat ini yang mampu mengolah lahan, menanam, hingga memanen tanaman dengan lebih efektif dan efisien, seperti memanen hasil sawa.
 
Adapun alat-alat yang dimaksud yakni, Traktor tangan ,Traktor, beroda tunggal, Traktor mini, Traktor besar, Mesin tanam, Mesin panen.
 
 
Alat-alat pertanian tersebut, diberikan Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertanian guna untuk membantu petani yang ada di Provinsi, Kabupaten maupun Desa.
 
Namun, hal tersebut tidak dirasakan semau petani di Morotai. Salah satunya di Desa Aha, Kecamatan Morotai Selatan.
 
Pasalnya, puluhan alat pertanian yang diberikan Pemerintah di Desa tersebut tidak dinikmati semua petani di Desa Aha.
 
Hal itu, mereka ungkapkan setelah berbincang-bincang dengan JurnalSoreang baru-baru ini.
 
 
"Kami, di Desa Aha ini betul banyak alat pertanian tapi tidak semau orang (petani) di sini (Desa Aha) gunakan," kata beberapa petani di Dese tersebut belum lama ini.
 
Itu bisa terjadi, mereka menduga ada oknum-oknum yang dengan sengaja mengawasi alat tersebut.
 
"Kami heran alat itukan diberikan pemerintah untuk semau petani di sini (Desa Aha) pake (gunakan) tapi kenapa ini hanya orang-orang tertentu saja yang gunakan," ungkap mereka.
 
Menanggapi hal tersebut, Plt Kadis Pertanian Perkebunan dan Ketahanan Pangan (DP2KP) Pulau Morotai, M Agung Pono, menjelaskan mengapa hal tersebut bisa terjadi.
 
 
Menurutnya, karena alat-alat tersebut sudah dijadikan hak milik kelompok-kelompok tani tertentu. Hal itu, bisa terjadi dikarenakan, kata dia, perawatan alat-alat tersebut hanya ditanggung ketua kelompok.
 
"Itu dia, yang kemarin (lalu-lalu) alat-alat pertanian contoh kaya traktor so (sudah) pinjam itu ketau kempot punya hak milik sudah. Kami, juga kadang tidak bisa berani untuk bertindak. Karena kadang perawatan dorang (ketua kelopak) yang tanggung perawatannya dan sebagainya," jelasnya, Kamis, 18 Januari 2024 lalu.
 
Alasan itulah, lanjut dia, sehingga terjadi kecemburuan antara pihak kelompok dan petani. Karena terkadang, jelas dia, petani tidak bertanggung jawab setelah meminjam alat tersebut.
 
"Terus, kalu dorang (petani) pinjaman kadang-kadang tidak bertanggung jawab, dia punya apa-apa rusak dong (mereka petani tidak bertanggung jawab. Nak itu yang membuat ketua kelompok tani kompele," papanya.
 
 
Olehnya itu, ia bilang mulai dari tahun 2022 hingga sekarang tahun 2024 pihaknya mengunakan sistem pijam pakai.
 
"Nak makanya, mulai tahun 2022 ya itu kalu ada bantuan itu kita sistemnya pinjam pakai. Jadi kita kasih di kelompok, jadi ini sistem pinjam pakai, jadi kalu kelompok tani sudah habis pakai silahkan taru di rumah tapi kalu ada orang yang mau pakai silahkan ambil di tempat itu," jelasnya.
 
Tidak hanya, itu ia juga menegaskan jika pihaknya menemukan ada kelompok tani yang dengan sengaja tidak memberikan alat tani kepada petani, ia bilang pihaknya tidak segan-segan untuk menarik alat tani tersebut.
 
Makanya mekanismenya mulai dari tahun 2022 samapi saat ini (tahun 2024) itu pinjam pakai, jadi kami sudah sampaikan di kelompok-kelompok tani kalu ada petani yang mau pake alat harus dikasih kalu tidak dikasih kami akan tarik alat itu" pungkasnya.***

Editor: Rustandi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x