JURNAL SOREANG - Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Imam Gunarto, mengingatkan peristiwa bersejarah saat Presiden Pertama Indonesia, Soekarno, menyampaikan pidato berjudul "To Build The World Anew" di Markas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) 63 tahun yang lalu.
Pidato tersebut tidak hanya menggambarkan pentingnya diplomasi Indonesia di tingkat internasional tetapi juga memperkenalkan Pancasila sebagai instrumen geopolitik yang kuat.
Pidato Soekarno di PBB pada tahun 1960, yang saat ini diakui sebagai Memory of the World UNESCO, adalah momen penting dalam sejarah diplomasi Indonesia.
"Arsip pidato Bung Karno di PBB tersebut, 63 tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 24 Mei 2023 diakui sebagai Memory of the World UNESCO," kata Imam Gunarto. Ini menegaskan nilai sejarah yang besar dari pidato tersebut, yang terus memberikan inspirasi bagi bangsa Indonesia.
Selama pidato tersebut, Soekarno mengungkapkan visi yang kuat tentang pembangunan kembali dunia yang berdasarkan pada nilai-nilai solidaritas, kedamaian, dan persaudaraan.
Pesan-pesannya yang berani tentang membangun dunia yang sesuai dengan mimpi dan ideal untuk umat manusia tetap relevan hingga hari ini.
Pernyataan dari Perdana Menteri India, Nehru, juga mengukuhkan posisi Soekarno sebagai pemimpin di tingkat internasional.
Hal ini menggambarkan pengakuan atas peran besar yang dimainkan oleh Soekarno dalam mendirikan Gerakan Non Blok, yang mengambil peran sentral dalam politik dunia saat itu.