Tanggapi Keluhan Masyarakat Soal Kualitas Udara, KLHK: Masyarakat Harus Ubah Gaya Hidup

- 14 Agustus 2023, 16:17 WIB
Ilustrasi buruknya kualitas udara di Jakarta.
Ilustrasi buruknya kualitas udara di Jakarta. /Unsplash/Fahrul Razi

Baca Juga: Video Viral di Medsos! Aksi Jambret di Dayeuhkolot Bandung, Leher Korban Alami Luka

Pada tahun 2020, Bloomberg Philanthropics dan Vital Strategies merilis laporan mengenai emisi pencemaran udara di Jakarta.

Laporan tersebut mengungkapkan bahwa komposisi penggunaan bahan bakar di Jakarta adalah 49 persen minyak, 51 persen gas, dan 0,42 persen batu bara.

Sektor transportasi juga diidentifikasi sebagai penyumbang terbesar emisi, mencapai 44 persen dari total emisi, diikuti oleh industri energi, perumahan, manufaktur, dan komersial.

Peran transportasi dalam masalah polusi udara semakin terlihat dengan adanya fenomena "street canyon" di wilayah perkotaan.

Baca Juga: 5 Gejala Kurang Protein, Salah Satunya Luka Susah Sembuh

Polusi udara cenderung terperangkap di permukaan kota akibat terhalangnya angin oleh bangunan tinggi sehingga mengakibatkan kualitas udara yang buruk bagi kesehatan manusia.

Selain itu alat sensor pengukur indeks kualitas udara yang dipasang pada dinding gedung hanya mencerminkan kondisi udara di lokasi tersebut, bukan udara ambien secara keseluruhan.

Sigit Reliantoro juga menyoroti pentingnya berbagi kendaraan sebagai langkah untuk mengurangi emisi. Ia memberikan contoh efisiensi transportasi di Jepang, dimana mayoritas penduduknya menggunakan transportasi berkelanjutan seperti berjalan kaki, bersepeda, dan naik kereta.

Di Jakarta sendiri upaya untuk mengatasi masalah polusi udara telah dimulai melalui pembangunan berbagai fasilitas publik seperti pedestrian, jalur sepeda, dan perbaikan transportasi umum.

Halaman:

Editor: Josa Tambunan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x