Ketika komet ini mengelilingi Matahari, ia melepaskan puing-puing berdebu yang kemudian terperangkap di atmosfer Bumi saat Bumi melintasinya. Proses ini menghasilkan cahaya yang gemerlapan di langit.
Nama "Perseid" sendiri diberikan berdasarkan konstelasi Perseus, karena jalur meteor ini dimulai dari konstelasi tersebut di langit malam.
Puncak intensitas hujan meteor Perseid bisa mencapai 100 meteor per jam, menambah daya tariknya bagi para pengamat langit dan para pecinta bintang.
Salah satu hal menarik adalah bahwa hujan meteor Perseid ini merupakan peristiwa yang sangat dinantikan oleh para astronom dan penggemar angkasa, karena keindahannya yang bisa dinikmati hampir setiap tahun.
Tidak diperlukan peralatan khusus atau pengetahuan mendalam untuk menikmati pesona hujan meteor Perseid ini, cukup dengan mata telanjang, langit yang cerah dan gelap, serta kesabaran.
Namun, Djamaluddin juga memperingatkan bahwa kabut akibat polusi udara, terutama pada musim kemarau, bisa mengganggu pengalaman menyaksikan hujan meteor ini.
Baca Juga: Mahkamah Agung RI Resmi Tolak PK Moeldoko Terhadap Kepengurusan Partai Demokrat
Jadi, jika ingin menikmati pemandangan langit yang menakjubkan ini, pastikan untuk memilih lokasi yang sesuai dan memperhatikan kondisi cuaca.***