JURNAL SOREANG, BEKASI – Dinilai memiliki peran yang cukup besar bagi perkembangan persandian di Indonesia, Sri Sultan Hamengku Buwono X dan IX dianugerahi Anugerah Adhipati Snapati oleh BSSN (Badan Siber dan Sandi Negara).
Penghargaan diberikan oleh kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Letjen (Purn) Hinsa Siburian kepada Sri Sultan Hamengku Buwono X, Kamis (8/6/2023) di Avenzel Hotel and Convention, Bekasi, Jawa Barat.
Kabag Humas Pemda DIY, Ditya Nanaryo Aji menjelaskan, salah satu jasa Sri Sultan Hamengku Buwono X adalah, pada tahun 2006 memprakarsai berdirinya Museum Sandi di Kotabaru, Kota Yogyakarta.
Baca Juga: Hampir Separuh Bacaleg Hanura Jawa Barat Generasi Milenial, Dian Rahadian: Kami Percaya Diri
Kemudian pada 29 Juli 2008 museum kriptografi pertama di Indonesia sekaligus ketiga di dunia dengan nama Museum Sandi diresmikan.
Selain kepada Sri Sultan Hamengku Buwono X, penghargaan juga dianugerahkan kepada Mayjen TNI (Purn) Dr. Rubiono Kertopati dan Sri Sultan Hamengku Buwono IX.
Ketiganya mendapatkan Anugerah Adhipati Sanapati dari BSSN yang diserahkan oleh kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Letjen (Purn) Hinsa Siburian.
Baca Juga: Profesor Obsatar Sinaga : Sulit Jadi Presiden Kalau Bukan Orang Jawa
Sri Sultan Hamengku Buwono X mengungkapkan terimakasih atas penghargaan yang diterima untuk dirinya maupun untuk ayahnya, Sri Sultan Hamengku Buwono IX.
Menurutnya, sudah menjadi kewajiban warga negara untuk melaksanakan tugas kenegaraan dengan penuh tanggung jawab dalam hal apapun.
“Bagi saya sendiri, penghargaan ini tidak hanya untuk saya pribadi tapi untuk seluruh ASN yang ada di Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta yang selama ini juga telah mengabdi, di dalam hubungannya dengan pengamanan maupun pengembangan siber maupun sandi bagi kepentingan pemerintah daerah,” ungkap Sri Sultan.
Baca Juga: Guru Besar UNPAD Obsatar Sinaga Soal Nasib Prabowo Subianto di Tahun Politik 2024
Menurut Sri Sultan, tidak mudah untuk bicara siber maupun sandi karena perkembangan teknologi membuat tantangan semakin besar.
“Teknologi dan kemajuan memaksa kita untuk tetap belajar, karena kondisi apapun informasi yang ada lewat transmisi siber bisa dipotong di tengah jalan. Apabila dipotong di tengah jalan, akan ada ketidak utuhan karena bisa ditambah, dikurangi, dan bisa bocor,” katanya.
Sri Sultan berharap penghargaan ini bisa memberikan ruang pemahaman sebagai salah satu bentuk literasi pada publik atas pentingnya Badan Siber dan Sandi Negara, karena mereka memegang peranan strategis dalam pengamanan bagi jutaan rakyat indonesia.
Baca Juga: Pemilu Makin Mendekat, Partai Hanura Jawa Barat Targetkan 5 Kursi di Senayan
Dalam perkembangan persandian di Indonesia, DIY memiliki peran penting sebagai lokasi berdirinya Dinas Code yang kemudian bertransformasi menjadi Badan Siber dan Sandi Negara.
DIY juga menjadi lokasi berdirinya Museum Sandi yang merupakan satu-satunya museum kriptografi di Indonesia.
Museum Sandi ini terus berkembang pesat. Sejak tahun 2014, Museum Sandi menempati lokasi yang menjadi aset Pemda DIY berupa bangunan cagar budaya di kawasan Kotabaru, Yogyakarta.
Kepala BSSN Hinsa Siburian memberikan apresiasinya terhadap kiprah Gubernur DIY tersebut. Museum Sandi ini sampai saat ini sudah mendapatkan berbagai penghargaan atas keberadaannya.
Museum yang berada di kota Yogyakarta ini menjadi museum kriptologi satu-satunya di Indonesia yang menjadi media untuk meningkatkan budaya, keamanan dan informasi melalui edukasi kepada masyarakat sekaligus melestarikan nilai-nilai sejarah perjuangan Insan Persandian sebagai bagian integral perjuangan kemerdekaan Indonesia. ***
*) Ikuti terus dan share informasi Anda di media sosial Google News Jurnal Soreang, FB Page Jurnal Soreang, Youtube Jurnal Soreang, Instagram @jurnal.soreang dan TikTok @jurnalsoreang –