JURNAL SOREANG - Dugaan aliran dana gempa Cianjur, Jawa Barat, untuk pendanaan aksi terorisme diungkap Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).
Hal tersebut disampaikan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Ivan Yustiavandana.
Dalam hal ini, kata ia, PPATK menemukan aliran dana bagi korban bencana diperuntukkan untuk memperkaya pribadi sendiri.
Penemuan tersebut, lanjut Ivan, termasuk juga sumbangan dana untuk korban bencana gempa Cianjur.
Ia membeberkan, di samping memperkaya oknum, PPATK menemukan kecenderungan dana yang dikumpulkan yayasan tersebut mengarah ke aksi dana terorisme.
"Terakhir kita menemukan yang di Cianjur itu memang terkait dengan kegiatan yang diduga tersangkut dengan terorisme," jelas Ivan dalam Rapat Kerja dengan Komisi III DPR RI di Jakarta.
Ivan menjelaskan, modus yang dijalankan oleh yayasan tersebut yakni memanfaatkan dana-dana yang dikumpulkan.
Para oknum di yayasan pengumpul dana itu, tambah Ivan, mengambil momentum banyaknya pengumpulan dana. Namun, ada sebagian yang diambil oleh oknum.
"Dia (oknum) mendompleng kegiatan yang legal. Jadi saking banyaknya sebuah momentum. Misalnya terjadi bencana, dari 100 pembukaan rekening untuk ke kegiatan yang benar, di dalam situ ada 99 yang meng-hijack niat-niat baik dari para pihak yang memang baik," terangnya.
Diungkapkan Ivan, ada dua potensi penyelewengan yang dilakukan oleh oknum tersebut.
"Pertama, digunakan untuk memperkaya pribadi. Kedua, adanya potensi penggunaan untuk pendanaan terorisme," imbuh Ivan Yustiavandana.
Baca Juga: Tes IQ: Temukan Dot Si Semut dalam 7 Detik, Bisakah? Buktikan Kecerdasanmu!
"Ikuti Selengkapnya Artikel Kami di Google News"***