JURNAL SOREANG - Kesaksian dari Aremania yang menonton langsung di Kanjuruhan Malang.
Ia mengatakan saat menit 85 pintu 13 di Stadion Kanjuruhan itu dibuka ia sempat keluar, namun kembali karena ingin menyelamatkan teman-temannya.
Namun saat kembali, ternyata pintu 13 sudah ditutup, hal itulah yang menyebabkan banyak korban jiwa.
Karena gas air mata ditembakkan ke tribun, sedangkan pintunya tertutup, jadi orang berdesak-desakkan dipintu.
"Saya menit 85 masih bisa keluar dari pintu 13, saya kembali ke tribun mau mengajak teman saya keluar, tetapi saat kembali lagi pintu 13 di Kanjuruhan sudah tertutup " ucap saksi mata.
Menurut saksi mata yang lain ia mengatakan bahwa saat menit 85 pintu 13 Kanjuruhan masih terbuka " Saya keluar di menit 85, pintu 13 masih terbuka, saya lihat masih ada petugas, polisi, TNI tetapi di luar juga ada ditembakkan gas air mata, makanya saya kembali ke dalam stadion".
"Tetapi saat saya hendak keluar dari pintu 13 Kanjuruhan, sudah terkunci bahkan digembok, makanya saya menjebol tembok, supaya bisa keluar dan selamat" ujarnya.
Menurut saksi mata ia mendengar teriakan dari ibu dan anak-anak dan korban lainnya yang menjerit kesakitan karena terjepit di pintu keluar.
Pihak suporter Aremania berharap kejadian ini diusut tuntas, siapa yang bersalah harus dihukum dikarenakan sudah menelan korban jiwa sangat banyak.