JURNAL SOREANG - Yohanes Prasetyo seorang Aremania yang menjadi saksi di Kanjuruhan Malang.
Menceritakan peristiwa yang terjadi di Kanjuruhan kepada Mahfud MD .
Yohanes Prasetyo mengatakan bahwa awalnya ia menunggu untuk pulang, menunggu pintu keluar kosong.
Namun saat itu ia dikagetkan dengan adanya gas air mata yang ditembakkan ke lapangan.
Yohanes Prasetyo juga kaget karena gas air mata ditembakkan ke tribun, saat itu matanya terasa perih dan tak bisa dibuka.
Dan ia mendengar suara anak-anak dan ibu-ibu berteriak minta tolong.
"Saya langsung turun ke lapangan dan mendekati polisi sambil mengatakan pak sudah jangan ditembakkan ke tribun, kasihan banyak anak-anak dan ibu-ibu" ujar Yohanes Prasetyo.
Namun bukannya di dengarkan, ia malah dipukuli oleh para polisi di punggung dan kepala.
Kerusuhan di Kanjuruhan yang menewaskan 127 orang dan 300 luka-luka menjadi perhatian publik.