Muktamar Persis XVI dan Bagian Otonom Jangan Sebatas Rutinitas, Berikut Catatan Ketua PC Persis Regol

- 3 September 2022, 08:31 WIB
Ketua PC Persis Regol Kota Bandung, Dr. Ihsan Setiadi Latief, M.Si
Ketua PC Persis Regol Kota Bandung, Dr. Ihsan Setiadi Latief, M.Si /Istimewa/

JURNAL SOREANG- Terlalu mahal jika perhelatan besar ini hanya sekedar rutinitas administratif lima tahunan saja.  Muktamar Persistri XIII, Muktamar XII Pemudi Persis, Muktamar X Himi Persis merupakan momentum yang tepat untuk kita semua Jama’ah Persis dan Bagian Otonom untuk melakukan muhasabah dan melakukan otokritik terhadap perjalanan Jam’iyyah Persis selama ini.

Usia mendekati 100 tahun bukanlah usia muda, sudah kenyang dengan berbagai macam pengalaman. Jam’iyyah Persis terbukti dan teruji tetap eksis dengan segala kelebihan dan kelemahannya. Mari kita evaluasi secara jujur sejauhmana Jam’iyyah Persis telah berbuat untuk umat.

Persis (Persatuan Islam) sebagai salah satu ormas besar Islam mainstream di Indonesia dengan usianya yang hampir satu abad. Tentu ini adalah suatu capaian prestasi perjuangan dan wujud nyata dalam memberikan kontribusi bagi negara dan bangsa ini, terutama umat Islam.

Baca Juga: Jelang Usia 1 Abad, Persis Gelar Muktamar XVI Usung Transformasi Gerakan Dakwah

Terlebih dalam sejarahnya, para tokoh Persis telah banyak memberikan kontribusi dan jasa besar bagi negara dan bangsa ini. Konsep Negara Kesatuan Republk Indonesia yang belakangan jadi jargon NKRI harga mati, hal itu tidak bisa dilepaskan dari tokoh besar Persis M. Natsir.

Natsir dengan mosi integralnya yang dicetuskan di parlemen dan disetujui semua fraksi pada saat itu tanggal 3 April 1950, Ketika sebelumnya Indonesia dipecah oleh Belanda menjadi Republik Indonesia Serikat

Melepaskan diri dari romantisme sejarah, pada tingkat tertentu harus dilakukan jam’iyyah Persis karena gerakan Persis sejatinya adalah bersifat dinamis artinya mengikuti perkembangan yang ada tanpa mengabaikan prinsip-prinsip yang dipegang. Romantisme sejarah akan melahirkan justifikasi ideologis tanpa menawarkan pikiran-pikiran alternatif.

Baca Juga: Muktamar Saat Usia Persatuan Islam (Persis) Tepat 99 Tahun, Berikut Makna Strategisnya Menurut Dadan Wildan

Sebagai ormas keagamaan, Persis jangan melulu berkutat dalam gerakan tabligh normatif an sich. Ke depan, tantangan sekaligus peluang, Persis mesti berani kembali ke tengah untuk terlibat dalam proses menentukan arah pembangunan bangsa.

Halaman:

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x