Bidang Dakwah di lingkungan Persis popular, hanya sayang pengertian dakwah di sini dalam realitasnya lebih kepada pengertian yang sempit yaitu dakwah bil-lisan, sangat sedikit yang bisa menyampaikan dakwah secara tertulis (bil kitabah) dan dengan perbuatan (bil-hal) yang bisa menjadi teladan umat.
Lebih jauh lagi seharusnya Jam’iyyah Persis memaknai dakwah sebagai rekonstruksi sosial (social recontruction) yang bersifat multidemensional. Bidang Sosial Kemasyarakatan.
Bidang ini yang belum digarap secara serius oleh Jam’iyyah, bahwa proses purifikasi (pemurnian) keagamaan oleh Persis sudah final dan terus menerus didakwahkan sampai saat sekarang, tapi proses dinamisasi Jam’iyyah belum terlihat secara jelas.
Baca Juga: Soreang Akan Jadi Tuan Rumah Pelaksanaan Muktamar XVI Persatuan Islam (PERSIS), Ini Agendanya
Kalau di Muhammadiyyah ada pelayanan sosial berupa rumah sakit, panti asuhan dan lain-lain. Jam’iyyah Persis meskipun ada varian dari gerakan purifikasi yang dilakukan tapi belumlah optimal.
Bukan hanya pelayanan sosial saja tapi juga aspek-aspek lainnya (isu lingkungan hidup, HAM dll) perlu kiranya dipertimbangkan oleh Persis sebagai bagian dari gerakan Persis sehingga tuduhan bahwa Persis itu fiqh ubudiyah oriented terbantahkan.
Tidak kalah pentingnya dalam wawasan pergerakan ini adalah Jam’iyyah Persis harus membuat cetak biru (blue print) Persis dan Bagian Otonomnya agar tercipta pola pengkaderan yang terintegrasi, sistematis, berjenjang dan kontinyu serta sinergis.
Baca Juga: Ormas Islam Persis Akan Adakan Muktamar, Berikut Harapan Kader Persis dalam Majelis Mubahatsah
Sehingga kualifikasi, kapasitas dan militansi kader Persis dan Bagian Otonom bisa dipertanggungjawabkan bukan hanya sekedar kader emosional kultural tapi tercipta kader-kader rasional.
Kedua, Reorientasi Wawasan Pendidikan, sudah banyak yang telah dilakukan dan tengah diupayakan oleh Jam’iyyah Persis, namun belumlah memadai. Dalam sistem pendidikan Persis tidak perlu sentralisasi sistem pendidikan di Persis.