Lalu apa sebenarnya filosofi dari balap kerupuk itu sendiri dan mengapa pada 17 Agustus selalu di perlombakan.
Ternyata lomba balap kerupuk menggambarkan betapa kesulitannya masyarakat Indonesia zaman dulu terutama dalam urusan pangan.
Kesulitan itu digambarkan dari pergelangan tangan peserta lomba yang diikat dan mereka akan berusaha keras memakan kerupuk dengan tangan yang diikat ke belakang.
Baca Juga: Bikin Merinding! TKW di Taiwan Tak Sengaja Liat Penampakkan Saat Bersepeda, Netizen: Kok Berani Sih
Oleh karena itu pada 17 Agustus perlombaan ini selalu dilakukan sebagai bentuk penghormatan dan juga mengenang penderitaan para nenek moyang kita dahulu kala.
Namun kali ini ditampilkan dengan euforia yang berbeda dimana perlombaan balap kerupuk sendiri menjadi salah satu yang paling menghibur masyarakat.***