Baca Juga: Dunia Krisis Pangan, Bagaimana Kemampuan Indonesia Memenuhi Sendiri Kebutuhan Pangannya?
Menurutnya, diversifikasi atau penganekaragaman adalah suatu cara untuk mengadakan lebih dari satu jenis barang/komoditi yang dikonsumsi.
“Hal ini sebagai upaya, agar masyarakat tidak tergantung pada satu jenis makanan pokok saja, yakni hanya dari padi,” ungkapnya.
Ia mengungkapkan, latar belakang melakukan diversifikasi pangan adalah mengingat pentingnya ketersediaan pangan bagi setiap orang. “Tanpa pangan yang cukup, semua orang tentu akan sulit untuk mempertahankan hidup dan kehidupan,” ujarnya.
Hingga saat ini, mayoritas penduduk Indonesia mengkonsumsi padi (nasi). Bahkan persentasenya mencapai 97 persen dari seluruh penduduk Indonesia.
Baca Juga: Kontribusi Ormas Islam dalam Bidang Kesehatan Sangat Besar, Kadinkes Apresiasi Kontribusi LDII Jabar
Sedangkan jumlah sawah tiap tahun justru mengalami penurunan drastis. Kementerian Pertanian (Kementan) menyebutkan luas lahan baku sawah, baik yang beririgasi teknis maupun non irigasi mengalami penurunan rata-rata seluas 650 ribu hektare per tahun.
Menurutnya, sorgum merupakan bahan pangan alternatif pengganti karbohidrat. Kandungan karbohidrat mencapai (74.63 gr/100gr bahan) lebih tinggi daripada gandum (71.97 gr/100 gr bahan) dan peringkat ketiga setelah padi (79.15 gr/100 gr bahan), dan jagung (76.85 gr/100 gr bahan).
Artinya, sorgum dapat dijadikan pangan pokok selain padi. Ia mengungkapkan, sorgum memiliki keunggulan dibandingkan padi dalam hal kemudahan budidaya.
Baca Juga: Wakil Ketua MPR RI Zulkifli Hasan Silaturahim dengan LDII Solo, Ini Hasilnya