JURNAL SOREANG – Gorontalo adalah Kota Administrasi di Provinsi Sulawesi Utara. Merupakan Kota terbesar dan padat penduduk, menjadikan Kota ini sebagai pusat ekonomi.
Dipadati penduduk dan sebagai pusat ekonomi, ternyata di Gorontalo ini terapat Suku Pedalaman yang masih memegang adat istiadat, salah satunya pernikahan satu darah. Mengapa tradisi ini bisa terjadi dan bagaimana sejarah awalnya suku ini ada?
Di kutip oleh JURNAL SOREANG dari berbagai sumber menjelaskan Suku Polahi Gorontalo merupakan Suku terasing yang hidup di hutan pedalaman Gorontalo.
Baca Juga: Tata Cara Penyimpanan Tempe dan Tahu yang baik
Polahi adalah masyarakat pelarian zaman dahulu yang melakukan eksodus ke hutan tepatnya di lereng gunung Boliyohuto Desa Tamaila Utara, Kecamatan Tolangohula, Kabupaten Gorontalo.
Suku Polahi memilih mengasingkan diri ke hutan yakni pada zaman ke 17. Mereka memilih lari dan mengasingkan diri ke hutan karena mereka enggan di tindas oleh penjajah Belanda.
Untuk sampai ke lokasi itu, membutuhkan waktu berjam-jam dengan berjalan kaki. Suku ini tidak mengenal huruf, teknologi dan angkaa, mereka memilih bertahan hidup dengan cara bertani.
Hal ini menjadikan orang Polahi hidup beradaptasi dengan kehidupan rimba. Setelah Indonesia merdeka, sebagian Suku Polahi memilih untuk tetap bertahan di hutan.