JURNAL SOREANG - Tepat pada 25 November, negara Indonesia memperingati Hari Guru Nasional.
Meski bukan merupakan hari libur nasional, hari Guru Nasional diperingati sebagai rasa terimakasih kepada para guru yang sudah mendidik masyarakat.
Dikutip Jurnal Soreang dari berbagai sumber, berikut adalah fakta tentang hari guru nasional.
Baca Juga: 37 Makna Merdeka Belajar di Hari Guru, Dalam Sudut Pandang Seniman
1. Diawali dari perjuangan guru di zaman Hindia Belanda
Sejarah Hari Guru Nasional berawal dari perjuangan para guru pribumi pada masa penjajahan dengan membentuk Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) pada tahun 1912.
Organisasi ini tidak membedakan status, gelar golongan, bahkan gender. Anggotanya terdiri dari guru bantu, guru desa, kepala, serta pengawas sekolah.
Pada tahun 1932, PGHB berganti nama menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI) yang mengejutkan pemerintah Belanda akibat penggunaan kata “Indonesia” yang dianggap mengobarkan semangat kebangsaan yang tidak disenangi Belanda.
Baca Juga: Simak! Sejarah Singkat Hari Guru Nasional 25 November dari Perjuangan di Zaman Belanda
Kemudian, pada zaman penjajahan oleh Jepang, PGI tidak dapat lagi melakukan aktivitas hingga diselenggarakannya Kongres Guru Indonesia pada tahun 1945.
2. Hari Guru Nasional merupakan hari lahir PGRI
Setelah Indonesia merdeka, tepatnya pada tanggal 24-25 November 1945 di Surakarta, Persatuan Guru Indonesia (PGI) menyelenggarakan Kongres Guru Indonesia yang kemudian membentuk Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
Tanggal 25 November kemudian ditetapkan sebagai Hari Guru Nasional sesuai dengan Keputusan Presiden nomor 78 Tahun 1994 yang juga menandai hari lahir PGRI.
Baca Juga: Ini Penyebabnya, Jalan Rusak Berlubang di Kecamatan Cangkuang Kabupaten Bandung Selama Musim Hujan
3. Sartono, tokoh dibalik lagu Hymne Guru
“Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru. Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku”
Lagu Hymne Guru diciptakan oleh seorang guru dari sebuah siulan?
Sartono, seorang guru kelahiran Madiun menciptakan lagu Hymne Guru dalam keterbatasan alat musik. Lagu itu diciptakan dengan bersiul sambil menuliskan nada dan liriknya ke dalam catatan kertas.
Meski begitu, pada Hari Pendidikan Nasional tahun 1980, lagu ciptaannya tersebut berhasil memenangkan lomba cipta lagu mengalahkan ratusan peserta.***