Konon katanya, unsur magis yang dipercayai masyarakat batak adalah makna Tari Sigale-gale sebagai perwujudan rasa sedih atas meninggalnya anak lelaki satu-satunya.
Tentunya bukan tanpa dasar yang jelas, Sigale-gale konon sudah ada sejak zaman kerajaan di Pulau Samosir.
Cerita yang dipercaya oleh masyarakatnya adalah seorang raja yang kehilangan anak lelaki satu-satunya dan menjadikan patung kayu Sigale-gale sebagai sarana masuknya roh putranya.
Tari Sigale-gale sendiri digerakkan oleh tali-tali yang menyusun sendi manusia dalam patung tersebut, dipercaya juga tali-tali itu sama jumlahnya dengan urat manusia.
Meski digerakkan oleh tali, tetapi masyarakat juga percaya gerakan yang dilakukan dalam tarian juga digerakkan oleh roh yang mendiami patung tersebut.***