3. Tari Sintren
Tari Sintren merupakan tarian tradisional dari masyarakat Jawa, khususnya Cirebon.
Tarian ini terkenal dengan unsur magisnya yang menceritakan hubungan asmara antara Raden Sulandono dan Sulasih yang ditentang oleh orang tua Raden Sulandono.
Baca Juga: Taeyong NCT Dream Ajari Tarian Kolaborasi Dengan Seulgi Red Velvet Dalam Projek Terbaru Mereka
Pertentangan itu membuat mereka berdua terpaksa berpisah, Sulandono pergi bertapa sementara Sulasih menjadi seorang penari.
Karena sifatnya yang sakral konon saat pementasannya, roh akan masuk ke dalam tubuh penari, maka dari itu penari sintren haruslah gadis perawan atau belum menikah dan harus melakukan puasa beberapa hari sebelum pentas dilakukan. Hal ini bertujuan agar tidak menyulitkan roh yang akan masuk ke tubuh sang penari pada hari pementasan.
Hal menarik dari Tari Sintren juga filosofisnya yang mengingatkan kita tentang bahayanya duniawi. Pada saat penari menari, para penonton akan melempari uang sebagai sawer, anehnya itu membuat sang penari jatuh seketika setiap uang dilemparkan.
Baca Juga: Merinding, Kepercayaan unik Soal Mahluk Halus dan Roh Jahat di Thailand
4. Tari Bedhaya Ketawang
Tari Bedhaya Ketawang adalah tarian yang berasal dari Keraton Surakarta. Tari ini hanya dipentaskan pada saat tertentu saja, seperti penobatan tahta raja atau upacara peringatan kenaikan takhta.