Ormas Islam LDII Canangkan Pilah Sampah dari Rumah, MUI Apresiasi Gerakan dalam Lestarikan Bumi

- 19 September 2021, 20:57 WIB
Menyambut hari World Cleanup Day (WCD) 2021, Dewan Pimpinan Pusat Lembaga Dakwah Islam Indonesia (DPP LDII) menghelat kampanye pilah sampah dari rumah, Minggu 19 September 2021
Menyambut hari World Cleanup Day (WCD) 2021, Dewan Pimpinan Pusat Lembaga Dakwah Islam Indonesia (DPP LDII) menghelat kampanye pilah sampah dari rumah, Minggu 19 September 2021 /LDII/

“Padahal ada hadist Rasulullah SAW yang menyatakan: ‘Takutlah pada tiga tempat yang dilaknat. Membuang kotoran pada sumber air yang mengalir, di jalan dan di tempat berteduh. Kita lihat bagaimana sampah-sampah kita di sungai. Itu adalah dosa yang nanti bisa  dipertanggungjawabkan,” ujarnya.

Selain di sungai, LPLH MUI juga memberi perhatian pada sampah, terutama sampah plastik di laut yang tidak hanya susah terdegradasi, tapi juga dapat menimbulkan dampak kesehatan.

Baca Juga: Sako SPN Memaknai Hari Pramuka dengan Peduli Lingkungan, Tanami Halaman Rumah dan Tangani Sampah

Sebagaimana diketahui, sampah laut berasal juga berasal dari produk-produk rumah tangga masyarakat seperti pasta gigi, pencuci muka, deterjen dan lainnya yang mengalir lewat sungai.

“Isi material (produk rumah tangga) tersebut terdapat mikroplastik. Kita nyuci, gosok gigi, cuci muka, kita buang ke got, dari got ke kali, dari kali ke sungai, dari sungai ke laut,” ujarnya.

Material plastik tersebut akan berubah menjadi partikel yang lebih kecil di laut setelah proses degradasi

Karena laut mengandung garam yang lalu biasa dikonsumsi oleh manusia dalam makanan, lewat serangkaian proses. Oleh karena itu, sampah plastik juga dapat menimbulkan dampak kesehatan bagi masyarakat.

Baca Juga: Masalah Sampah Kian Memuncak, Indonesia Darurat Sampah

“Mikro plastik kalau termakan bukan hanya masuk ke lambung saja, untuk nano plastik bisa sampai masuk pembuluh darah. Inilah yang menjadi perhatian kita semua. Karena begitu mikro dan nano plastik masuk ke laut, garam kita kan asalnya dari laut. Sekarang itu 90 persen garam dapur sudah tercemar plastik. Ini suatu hal yang sangat menakutkan,” ujarnya.

Menurutnya dibutuhkan paradigma baru dalam pengelolaan sampah di Indonesia, karena pembuangan sampah di TPS bebannya sudah sangat berat.

Halaman:

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x