Netizen 'Mewek' Membaca Surat Terbuka Kegagalan Guru Honorer Tua Seleksi PPPK: Semoga Nadiem Makarim Mendengar

- 17 September 2021, 17:05 WIB
Surat terbuka untuk Mendikbudristek Nadiem Makarim tentang seorang guru honorer tua yang ikuti seleksi PPPK guru.
Surat terbuka untuk Mendikbudristek Nadiem Makarim tentang seorang guru honorer tua yang ikuti seleksi PPPK guru. /Azmy Yanuar Muttaqien /tangkapan layar Facebook Bintu Nahl


JURNAL SOREANG - Sebuah surat terbuka untuk Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim beredar luas di dunia maya dan menjadi viral. ⁣

Pengirim surat terbuka tersebut tertulis Novi Khassifa yang ditulis melalui Facebook dan telah ribuan kali dibagikan.⁣

Novi Khassifa adalah seorang pengawas ruang PPPK TUK SMKN Praya Kabupaten Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat.⁣

Baca Juga: Video Viral! Demi Mengikuti Seleksi ASN PPPK, Guru Honorer Harus Digendong karena Tak Kuat Berjalan

Dalam surat terbukanya ia menceritakan perjuangan seorang guru honorer yang sudah berusia tua namun tetap mencoba meraih peruntungan untuk mengikuti seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Guru.⁣

Seperti dikutip Jurnal Soreang dari akun instagram @infocpnsterkini, Jum'at 17 September 2021.⁣

Surat Terbuka ini ditulis oleh seorang pengawas Ruang PPPK, TUK SMKN 1 PRAYA Novi Kassifa dan kembali dibagikan oleh ⁣

Guru honorer berusia 57 tahun itu rupanya sudah puluhan tahun menjadi guru honorer, Namun harapannya harus kandas. 

Baca Juga: CPNS 2021, Kementerian PANRB Tetapkan Passing Grade SKD, Simak Penjelasannya

Pasalnya, ia tidak mencapai Passing Grade. Sontak guru sepuh itu menangis ketika melihat langsung nilainya di layar monitor yang dibawah ambang batas.⁣

Membaca surat tersebut, para warganet lantas menuliskan beragam komentar. Sebagian besar dari mereka mengaku terharu dengan kisah guru honorer tersebut.⁣

"Semoga bisa viral dan didengar Mas Menteri," komentar salah seorang warganet.⁣

"Sedih banget ya Allah, mana usianya juga udah mulai pensiun," ujar warganet lain.⁣

Baca Juga: Guru Honorer Tua Menangis Gagal Seleksi PPPK, Pengawas Kirim Surat Terbuka untuk Nadiem Makarim

"Bacanya juga langsung netes air mata," sahut salah seorang warganet.⁣

"Bacanya ikut mewek, karena aku juga seorang guru jadi tahu gimana persisnya, sehat selalu ya Pak," komentar salah satu warganet.⁣

Berikut isi dalam surat terbuka itu:⁣

Yang Terhormat Mas Menteri⁣

“Tak adakah rasa ngilu didalam dada mas menteri melihat sepatu tua yang lesuh ini?⁣

Baca Juga: Satu-satunya Peserta Difabel untuk ASN PPPK Guru di Kabupaten Bandung, Yayu Mengaku Optimis Bisa Lulus Ujian

Memang benar, sepatu tua ini terlihat bermerek, tetapi tahukan hanya sepatu loak aprikan.⁣

Tahuka Mas Menteri,⁣

Sepatu ini telah dipakai bertahun tahun lamanya oleh si empunya. Seorang bapak dengan pakaian putih lesuh dan celana hitam yang warnanya sudah tak hitam karena pudar.⁣

Mendekati usia senja mesih setia mengajari anak-anak di pelosok negeri ini membaca dan mengajar. Disaat putus harapan dengan mendapatkan hidup yang lebih baik, beliau tetap semangat tak sekedar hanya mengajar, tetapi juga mendidik.⁣

Gaji dibawah 500 ribu sunggu tak cukup untuk makan sebulan, apalagi untuk membeli sepatu.

Baca Juga: Tembus 78 Ribu Tanda Tangan, Petisi Tambahan Afirmasi PPPK Guru, Terus Berdatangan

Tahun ini Mas Menteri memberikan secercah harapan untuk beliau. Program PPPK untuk memberikan harapan kehidupan yang lebih layak.⁣

Tetapi tahukah Mas Menteri? Soal-soal yang Mas Menteri berikan hanya teori belaka saja. Tak sebanding dengan praktek pengabdian berpuluh-puluh tahun lamanya. Soal yang membuat beliau tersok-seok ketika memegang mouse dan membuat kepalanya pening.⁣

Akhirnya, PASSING GRADE pun tak diraih. Pecahlah tangis beliau di dalam hati. Terlihat jelas ketika nilai-nilai itu terpampang dilayar monitor. Beliau terdiam seribu bahasa.⁣

Entahlah apa yang ada di dalam fikirannya. Melihatnya, siapapun akan ikut tersiak.⁣

Baca Juga: Pelaksanaan Seleksi ASN PPPK Guru di Baleendah Bandung, Sekdisdik: Difabel Harus Difasilitasi

Memang benar, beliau tak secerdas, jenius, kreatif mas menteri. Tetapi beliaulah yang menjadi pelita ditengah gilita buta aksara di pelosok negeri. Memang benar, beliau tak sepandai teknologi, tetapi tanpa teknologi beliau mampu membuat anak-anak di Negeri ini merangkai kata dari A sampai Z.⁣

Berhitung hal-hal dasar untuk memahami hidup. Memang benar sebagian besar muridnya menjadi TKI dan TKW. Tapi tahukah mas Menteri, bukankah mereka juga menjadi pahlawan devisa Negara tercinta ini? ⁣
Beliau mempuyai andil yang besar dalam membangun negeri ini.⁣

Sudi kiranya mas Menteri memberi keringanan untuk melihat beliau bisa menikati masa tuanya dengan sepatu dan kehidupan yang layak .⁣

Tak usah diperumit⁣

Jika tidak ada kebijakan untuk mengangkat derajat mereka, setidaknya di Surga besok sepatu ini akan menjadi saksi bahwa ilmu yang beliau ajarkan sangat bermanfaat untuk keberlangsungan umat”.⁣

Dari saya.⁣
Novi Kassifa⁣
Pengawa Ruang PPPK⁣
TUK SMKN 1 PRAYA⁣
Ditulis dengan berurai air mata.***

Editor: Rustandi

Sumber: Instagram @infocpnsterkini


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x