“Padahal kedudukan kami setara dan bukan tugas saya untuk melayani rekan kerja. Tapi mereka secara bersama-sama merendahkan dan menindas saya layaknya budak pesuruh," kata MS menambahkan.
"Tahun 2015, mereka beramai-ramai memegangi kepala, tangan, kaki, menelanjangi, memiting, melecehkan saya dengan mencoret buah zakar saya memakai spidol," tutur MS.
Baca Juga: Kasus Pelecehan Seksual di KPI Tersebar, Niluh Djelantik Ikut Bersuara
“Kejadian itu membuat saya trauma dan kehilangan kestabilan emosi. Kok bisa pelecehan jahat macam begini terjadi di KPI Pusat? Sindikat macam apa pelakunya?,” ucapnya.
Dalam pengakuannya, MS juga oknum yang melecehkannya itu bahkan mendokumentasikan kelaminnya sehingga membuat dirinya tak berdaya untuk melawan setelah tragedi itu.
“Semoga foto telanjang saya tidak disebar dan diperjualbelikan di situs online,” kata MS di bagian awal pernyataannya.
Sementara itu, menyikapi dugaan kasus pelecehan tersebut KPI Pusat pun menyampaikan beberapa hal melalui siaran pers di website resminya.
1. Turut prihatin dan tidak menoleransi segala bentuk pelecehan seksual, perundungan atau bullying terhadap siapapun dan dalam bentuk apapun.
2. Melakukan langkah-langkah investigasi internal, dengan meminta penjelasan kepada kedua belah pihak.