Politisi PAN ini melanjutkan, 50 persen penerimaan negara akan digunakan untuk bayar utang dan bunganya yang jatuh tempo nantinya.
Faktanya, pertumbuhan utang melesat meninggalkan pertumbuhan ekonomi yang menyebabkan laju pertumbuhan utang lebih tinggi daripada pertumbuhan GDP. Debt to GDP Ratio setiap tahun pada akhirnya akan turut mengalami kenaikan.
"Pada 2014 mencapai 24.68 persen, kemudian 2018 sekitar 30.23 persen, lalu 2020 sebesar 39.39 persen, dan akhir Juli 2021 mencapai, 43.28 persen," tutup Hafisz.***