Kawal Vaksin Merah Putih, Badan POM Yakin Indonesia Bisa Jadi Produsen Vaksin Covid 19

- 16 Agustus 2021, 11:16 WIB
Kepala Badan POM, Penny K. Lukito (kanan) saat meninjau proses penyiapan fasilitas fill and finish Vaksin Merah Putih di PT Biotis.
Kepala Badan POM, Penny K. Lukito (kanan) saat meninjau proses penyiapan fasilitas fill and finish Vaksin Merah Putih di PT Biotis. /Jurnal Soreang /pom.go.id

JURNAL SOREANG - Kepala Badan POM beserta jajaran melakukan kunjungan ke PT. Biotis Pharmaceutical Indonesia (Biotis) untuk meninjau secara langsung progres penyiapan fasilitas fill and finish vaksin Covid-19.

Kunjungan ini dilakukan sebagai upaya memberikan pengawalan intensif terhadap pengembangan vaksin dalam negeri.

PT. Biotis merupakan fasilitas produksi vaksin Covid-19 kedua di Indonesia setelah PT. Biofarma yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga (UNAIR) dalam mengembangkan Vaksin Merah Putih berbasis inactivated virus.

Baca Juga: Saat Sibuk Tangani Covid-19, Kantor BPOM di Jakarta Pusat Terbakar, 17 Unit Mobil Pemadam Dikerahkan

Menerima kedatangan Badan POM, turut hadir dari tim Biotis antara lain Chairman Biotis Wang Ming Liang, Komisaris Utama Biotis Osbal Saragi, Direktur Utama Biotis FX Sudirman, dan Ketua Tim Peneliti Vaksin Merah Putih UNAIR Prof. Dr. Fedik Abdul Rantam, drh.

Dalam pertemuan tersebut, Prof. Fedik mengungkapkan alasan mengapa pada akhirnya menggunakan platform inactivated virus dalam penelitiannya.

"Berdasarkan perkembangan penelitian kami di UNAIR sebenarnya terdiri dari beberapa platform, mulai dari peptide, adenovirus, kemudian ada inactivated virus dengan model tetes hidung, tetapi tidak begitu baik perkembangannya. Akhirnya kami memilih platform inactivated virus karena teknologi ini well-known. Jadi sudah tahu apa strateginya dan kemudahan lainnya," papar Prof. Fedik, sebagaimana dikutip dari pom.go.id yang diunggah pada Sabtu, 14 Agustus 2021.

Dengan semangat dan dukungan dari Biotis ini, timnya dapat berjalan cepat dengan selalu konsisten berusaha memenuhi persyaratan Badan POM.

Baca Juga: Sebut Kebakaran Kantor BPOM Mirip Cerita Drakor Vincenzo, Dr. Tirta: Jiwa Cocoklogiku Bergejolak

Pihak Biotis juga menyatakan dukungan dan komitmennya dalam memenuhi persyaratan dari Badan POM, sebagaimana disampaikan oleh Komisaris Utama Biotis, Osbal Saragi.

"Kami sangat commit untuk mendukung produksi vaksin nasional ini sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang ditetapkan oleh Badan POM. Jika pun ada kekurangan-kekurangan, kami akan kejar terus supaya penelitian dan produksi ini dapat berjalan dengan baik,"tutur Osbal.

Menanggapi hal ini, Kepala Badan POM RI, Penny K. Lukito menyatakan bahwa kolaborasi dalam pengembangan Vaksin Merah Putih ini tentunya akan mendapat pengawalan secara intensif oleh Badan POM.

Termasuk pengawalan terhadap fasilitas produksi vaksin Covid-19 di Biotis dan juga pada fasilitas produksi obat inovasi lainnya, termasuk produk bioteknologi.

Baca Juga: Pihak BPOM Pastikan Pelayanan Tak Terganggu Akibat Kebakaran Semalam, Penyebabnya Belum Diketahui

Upaya ini bertujuan untuk meningkatkan dan mewujudkan kapasitas serta kemandirian industri farmasi nasional untuk memperkuat pembangunan kesehatan dan ekonomi nasional.

"Badan POM akan selalu mendampingi dengan penuh ketegasan dan keterbukaan, serta memfasilitasi kebutuhan yang diperlukan dalam pengembangan vaksin merah putih ini," ucap Penny.

Sebagai informasi, pembuatan Vaksin Merah Putih Covid-19 yang sedang dikembangkan oleh UNAIR dan Biotis ini akan mencakup serangkaian proses, mulai dari upstream-downstream untuk pembuatan drug substance (DS) hingga dilanjutkan dengan fill and finish Vaksin Covid-19.

Pengawalan penyiapan fasilitas produksi fill and finish Vaksin Covid-19 di Biotis sendiri telah dilakukan oleh Badan POM sejak Desember 2020.

Baca Juga: Obat Ivermectin yang Kini Diburu untuk Obat Covid-19 Termasuk Obat Keras, DPR Minta BPOM Edukasi Masyarakat

Serangkaian kegiatan telah dilakukan, meliputi kegiatan asistensi regulatori, diskusi dan konsultasi bersama Badan POM, serta pelatihan dalam rangka meningkatkan kompetensi personel agar dapat meningkatkan pemahaman persyaratan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB).

"Saya percaya sekali kalo penelitian ini sudah berjalan dengan sangat valid. Kami tentunya bangga karena melalui penelitian ini akan diperoleh vaksin pertama dalam negeri," ungkap Penny K.

Kerja sama penelitian vaksin ini, lanjutnya, menjadi contoh kolaborasi penelitian yang dilakukan oleh Academic, Business, Government (ABG) atau dikenal dengan triple-helix.

Untuk itu, Penny berharap kerja sama ini terus dibangun untuk menghasilkan satu produk yang tentunya membanggakan Indonesia yaitu sebagai produsen vaksin yang pengembangannya dari awal dilaksanakan di Indonesia.

Baca Juga: BPOM Berikan Izin Peredaran Vaksin Moderna Atas Hasil Kajian Tim Ahli Komite Nasional Penilai Vaksin

"Terima kasih atas segala kerja samanya. Kami akan terus menantikan progress, sehingga dengan percaya diri kami akan memberikan percepatan atau fasilitas lainnya yang bisa kami berikan pada tim Vaksin Merah Putih UNAIR dan Biotis ini," tutup Penny.***

Editor: Rustandi

Sumber: pom.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah