Polemik Nagita Slavina Jadi Duta PON XX, Aktivis Papua: Nggak Pantes Sembarangan, Ada Operasi Militer

- 3 Juni 2021, 06:11 WIB
Veronica Koman soal duta  PON XX di Papua
Veronica Koman soal duta PON XX di Papua /Twitter @VeronicaKoman

JURNAL SOREANG – Diangkatnya Nagita Slavina menjadi Duta Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua menuai polemik di kalangan netizen. Salah satu aktivis Papua, Veronica Koman mengingatkan agar tidak sembarangan untuk memakai budaya Papua.

Alasan Veronica yaitu saat ini sedang dan masih terjadi konflik di Papua. Operasi militer masih terus berlangsung, dan membuat suasana menjadi mencekam di sana.

“Sedang ada operasi militer di Papua, tahanan politik (tapol) juga makin banyak; makin ga pantes sembarang pake budaya Papua,” tulis Veronica, seperti dikutip Jurnal Soreang dari akun Twitter @VeronicaKoman, Kamis 3 Juni 2021.

Pada mulanya, polemik Nagita Slavina yang menjadi Duta PON XX mencuat ke permukaan melalui salah satu artis sekaligus komedian di Indonesia, yaitu Arie Kriting. Melalui akun Instagramnya, Arie Kriting menyoroti pemilihan istri dari Raffi Ahmad tersebut untuk menjadi Duta PON XX.

Baca Juga: Raffi dan Nagita Jadi Duta PON XX, Model Papua Barat: Masalahnya di Mana? Raffi dan Nagita Bisa Angkat Papua

Veronica Koman, pengacara dan aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) untuk Papua ikut berkomentar mengenai isu tersebut dan setuju dengan poin yang disampaikan oleh Arie Kriting, yaitu soal apropriasi budaya.

“Kritiknya mace ini sepertinya bukan Nagita ga boleh jadi Duta PON, tapi soal apropriasi budaya Papua. Sebagai Duta PON ya Nagita pake aja baju sporty, atau apa kek,” ujarnya.

Sebelumnya, Arie Kriting menyoalkan terkait apropriasi budaya yang terdapat pada pengangkatan Nagita Slavina menjadi Duta PON XX. Bahkan Arie Kriting mengaku sejak awal, ia sudah merasa ada yang janggal terhadap permasalahan tersebut.

Baca Juga: Kritik Nagita Slavina Sebagai Duta PON XX Papua, Arie Kriting: Seharusnya Sosok Perempuan Papua!

“Sebenarnya sudah sejak awal saya merasa ada yang janggal dengan hal ini, tetapi saya menunggu tanggapan dari saudara-saudari asli Papua terkait dengan hal ini. Penunjukan Nagita Slavina sebagai Duta PON XX Papua ini memang pada akhirnya dapat mendorong terjadinya Cultural Appropriation,” tulis Arie Kriting, dalam akun Instagram @arie_kriting.

Arie menyarankan dan memberi solusi, agar mengangkat sosok perempuan Papua untuk menjadi Duta PON XX. Supaya menghindarkan terjadinya Cultural Appropriation (Apropriasi Budaya).

“Seharusnya sosok perempuan Papua, direpresentasikan langsung oleh perempuan Papua. Menurut saya dengan kehadiran sosok Perempuan Papua sebagai Duta PON XX Papua, akan menghindarkan terjadinya Cultural Appropriation dan menjadi sinyal baik bagi pengakuan kita atas keberagaman Indonesia,” ujarnya.

Baca Juga: 4 dari 7 Venue Rampung, Jokowi Pastikan PON XX dan Peparnas XVI Digelar 2021

Akan tetapi mengenai Nagita Slavina, Arie Kriting juga tidak mau menampik, wanita berumur 33 tahun tersebut memiliki kepopuleran yang tinggi di kalangan masyarakat Indonesia.

“Kita juga menyadari bahwa kapabilitas Kak Nagita dalam membawa misi sosialisasi untuk PON XX Papua ini sangat dibutuhkan. Kakak Raffi Ahmad dan Nagita Slavina bisa diposisikan sebagai sahabat Duta PON XX Papua karena jelas, kekuatannya untuk mendorong sosialisasi PON XX Papua,” ujarnya.***

Editor: Sarnapi

Sumber: Instagram


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x