“Mungkin memang masyarakat mulai jenuh dengan terus menerus mendisiplinkan diri menjalankan prokes ini. Namun untuk bisa terbiasa dengan hal baru memang butuh proses. Memang harus terus menerus diingatkan untuk disiplin menjaga prokes,” ujar Reisa.
Di sisi lain, Reisa berharap agar masyarakat tidak menyia-nyiakan kesempatan menerima vaksinasi.
“Kalau masyarakat sudah berkesempatan untuk divaksinasi, manfaatkanlah vaksin tersebut jangan ditunda dan jangan ragu karena berita yang belum pasti kebenarannya,” ujarnya.
Reisa menilai, jika kita ingin segera keluar dari pandemi Covid-19, tentunya kita harus mengutamakan proteksi.
"Itulah kenapa kekebalan kelompok atau herd immunity menjadi tujuan dari program vaksinasi. Ditambah lagi dengan protokol kesehatan demi melindungi diri dan orang-orang yang belum mendapatkan vaksin,” kata Reisa.
Baca Juga: Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil Terima Kunjungan Kerja DPRD, Program OPOP Jabar Akan Diadopsi
Sementara Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat UI Prof. dr. Hasbullah Thabrany, MPH., Dr. PH, mengatakan,
dari kacamata ekonomi kesehatan, vaksinasi adalah metode pencegahan yang efisien dan hemat biaya.
“Sebagai ilustrasi, katakanlah biaya vaksinasi Covid-19 seharga Rp900 ribu, maka kita bisa mencegah diri dari penularan penyakit," ujarnya.
Baca Juga: Diduga Pelaku Tabrak Lari, Supir Angkot Menjadi Bulan-bulanan Massa di Baleendah Kabupaten Bandung