Baca Juga: Bikin Geram, Guru Tetap Minta Siswanya Ikut PJJ Meski Si Anak Sedang Jalani Kemoterapi
"Itu teknologi baru, kalau sinovac teknologi yang sudah puluhan tahun, jadi kita lebih siap menerimanya," ujar Reisa.
Reisa pun membenarkan soal rapid tes antigen atau Swab PCR yang sebenarnya tak bisa membedakan virus korona dalam tubuh seseorang itu sudah mati (tidak aktif) atau masih aktif.
Soalnya tes PCR hanya menghitung jumlah virus yang terdeteksi dalam tubuh sehingga bisa memperkirakan tingkat penularan (virulensi)-nya.
Baca Juga: Sinopsis My lecturer My Husband Season 2, Hubungan Reza Rahadian dan Prilly Latuconsina Berlanjut
Oleh karena itu dalam tubuh orang yang baru saja divaksin, jelas akan terdeteksi ada virus korona, meskipun kondisinya sudah mati atau tidak aktif.
Namun kenyataanya, virus tersebut sudah mati, sehingga tidak menimbulkan gejala penyakit apapun.
Sementara itu soal orang-orang dalam kondisi tertentu yang belum bisa menerima vaksinasi, Reisa menegaskan bahwa itu bukan berarti mereka tidak bisa divaksin.
Baca Juga: Jenis Masker yang Tidak Direkomendasikan Dipakai Karena Tak Efektif Cegah Covid-19
Namun sejauh ini, uji klinis yang sudah dilakukan baru sebatas pada orang yang sehat.