Momentum Satu Abad Persis di Musyawarah Kerja Nasional, Ini Sikap Tegas Ketua Umum PP Persis

25 November 2023, 15:01 WIB
Dalam soft opening Musyawarah Kerja Nasional (Muskernas) 2, Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Islam Ustaz Dr. Jeje Zaenudin memberikan sikap tegas melalui taujihnya. /Istimewa /

JURNAL SOREANG - Dalam soft opening Musyawarah Kerja Nasional (Muskernas) 2, Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Islam Ustaz Dr. Jeje Zaenudin memberikan sikap tegas melalui taujihnya.

Dalam sambutannya, Dr. Jeje Zaenudin menjelaskan, transformasi adalah ciri utama jamiyyah Persatuan Islam (Persis) sejak awal lahir.

”Persis merupakan Harakah Tajdid (gerakan pembaharuan), ketika tak ada transformasi, maka PERSIS kehilangan jati dirinya,” ungkap Ketua Umum PP PERSIS, Jumat sore 24 November 2023 di Hotel Sutan raja, Soreang.

 

Dr. Jeje memperjelas, tajdid dalam Jamiyyah ini mesti ada dua aspek yang harus seimbang dan tak boleh timpang.

”Aspek pertama, prinsip Harakahnya memegang ideologi dan normatif yang berbasis Al-Quran dan Assunah. Aspek kedua, Tajdid merujuk dinamisasi perubahan dan pengembangan metode, sarana dan strategi dakwahnya,” ungkapnya.

Singkatnya, denyut nadi Persis terletak pada pemurnian gerakan yang dinamis.

Prinsip teologis dan filosofisnya bersumber dan mengakar dari kitab Al-Quran dan Al-Hadits.

Baca Juga: PP Persis Awali Muskernas dengan Silaturahim dan Soft Opening, Begini Pernyataan Ketua Panitia

Dalam wilayah tajdid, ada ijtihad. “Dalam Ijtihad, tak semuanya langsung sepakat, sehingga wajar mesti ada musyawarah,” jelasnya.

Musyawarah Kerja Nasional (Muskernas) PP Persis beririsan dengan tiga momentum besar.

Sedangkan saat membuka Mukernas, Ustaz Jeje menyatakan, ada tiga momentum besar yang beririsan dengan momentum Muskenas ini yakni kondisi internal, nasional dan internasional.

Irisan pertama berkenaan dengan kondisi internal Persis yang memotret perjalanan jihad satu abad pertamanya.

 

Ketua Umum PP Persis menjelaskan, perjalanan suatu kaum, suatu umat dan bangsa selalu direspon dengan tiga sikap dari generasi penerusnya.

Sikap pertama generasi penerus, mengabaikan dan melalaikan nilai nilai warisan perjuangan leluhur.

”Kita sebut sebagai generasi pengkhianat, mereka menihilkan nilai perjuangan generasi sebelumnya, tak melihat kebaikan dari kiprah pendahulunya,” ungkapnya.

Sikap kedua generasi penerus, sikap begitu mengagumi warisan masa lampau atau para pendahulunya.

Baca Juga: PP Persis Akan Gelar Musyawarah Kerja Nasional, Ini Persoalan yang Akan Dibahas

”Seakan telah menuntaskan segala persoalan, tak ada ruang membuka diri, dianggap sudah tuntas, senang bernostalgia dengan masa lampau. Jika saat ini berbeda dengan masa lampau dianggap tak menghargai dan melenceng. Sikap kedua ini sama kurang terpuji. Memenjarakan inovasi dan kreativitas dakwah,” jelas Dr. Jeje Zaenudin.

Sikap ketiga generasi penerus, ini yang diharapkan ada oleh ketua umum PP Persis tersebut. Yakni, sikap moderat dalam menghargai pencapaian generasi pendahulu, menjadikannya referensi, serta mampu menyongsong masa depan.

Menurutnya, sikap generasi ketiga ini yang mesti diambil. Memaknai harakah tajdid dalam dua sisi yang seimbang.

 

Gerakan purifikasi dengan membersihkan kekeliruan berpikir dalam beribadah. Tajdid, bermakna dinamisasi dan inovasi.

”Dulu belum terjawab, mesti dijawab di masa sekarang. Menghargai karya orisinil para pendahulu, namun senantiasa menghadirkan gerakan pembaharuan (reformatif),” jelasnya.

Ia menegaskan, kontribusi dan peran jamiyyah Persis di masa lalu; memberi landasan pikiran, bagaimana hukum melawan penjajah, hukum bernegara, dan lainnya.

Baca Juga: Meski Tak Ada Tradisi HUT atau Milad, tapi di Usia 100 Tahun Ini PP Persis Gelar Gelar Acara Ini

Saat ini, memasuki abad ke-2 PP Persis menghadirkan realitas konkret mengenai peran dan kebermanfaatan jamiyyah Persis sebagaimana yang diangkat dalam tema; menuju kejayaan bangsa dan peradaban dunia.***

Editor: Sarnapi

Tags

Terkini

Terpopuler