Sejarah: Bambu Runcing Berawal dari Seorang Kyai

14 Agustus 2023, 06:25 WIB
Sosok KH Subkhi sebagai penggagas senjata Bambu Runcing dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. /kolase tiktok @kebonbatik /

JURNAL SOREANG - Bambu runcing oleh bangsa Indonesia dikenal sebagai senjata yang digunakan secara massal untuk peperangan melawan penjajah.

Jika membicarakan sejarah bambu runcing, tentu erat kaitannya dengan nama K.H. Subhki.

K.H. Subhki lahir pada tanggal 31 Desember 1858, dari lahir hingga wafatnya, sang Kyai mengabdi kepada tanah kelahirannya di Kecamatan Parakan Temanggung.

Baca Juga: 5 Weton Yang Akan Sukses, Weton Ini Punya Bintang Keberuntungan, Sehingga Kesuksesan Melekat Padanya

Sebagai pimpinan pesantren, K.H. Subhki merupakan penggagas digunakannya bambu runcing oleh para santri yang kemudian membentuk barisan bambu runcing.

Kepada para santri K.H. Subkhi mengenalkan bambu runcing sebagai senjata yang mematikan, lama kelamaan meluas hingga digunakan seluruh rakyat yang berjuang.

K.H Subkhi juga mengajari cara meruncingkan bambu hingga tajam, kemudian diolesi dengan cairan yang pada saat itu sering disebut racun.

Sehingga para penjajah yang terkena tusukan bambu ini mengakui bahwa mereka tersiksa, dan lebih baik ditembak saja.

Baca Juga: 14 Link Download Twibbon Hari Pramuka ke 62, Meriahkan segera di Media Sosial Fb, WA, hingga Instagram

Pengakuan itu diakibatkan oleh luka infeksi dari runcingnya bambu yang mengandung racun, sehingga membuat tubuh sangat tersiksa, sampai akhirnya terbunuh secara perlahan.

Sementara itu luka yang disebabkan peluru masih lebih mudah diobati.

Lama kelamaan bambu runcing dipakai juga oleh Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan laskar Hisbullah, beserta laskar Sabilillah.

Meskipun berada dalam kondisi kekurangan senjata, para pejuang kemerdekaan sama sekali tidak mundur dan tetap meneruskan perjuangan mengusir penjajah yang mencokoli tanah air.

Baca Juga: Resep Wedang Jahe Merah, Minuman Hangat yang Menyegarkan Tubuh

Dalam beberapa literatur disebutkan bahwa bambu runcing sempat dipakai oleh tentara Jepang sebagai senjata ketika berlatih, namun bambu runcing yang dipakai rakyat Indonesia berbeda, karena memiliki kekuatan doa dan tenaga dalam dari para ulama.

K.H. Subkhi wafat di Temanggung, 6 April 1959, beliau belum mendapat anugerah Pahlawan Nasional, namun perjuangannya selalu abadi dalam julukan dari rakyat sebagai "Kyai Bambu Runcing".***

 

 

Ikuti terus dan share informasi Anda di media sosial Google News Jurnal SoreangFB Page Jurnal SoreangYouTube Jurnal SoreangInstagram @jurnal.soreang, dan TikTok @jurnalsoreang

Editor: Josa Tambunan

Sumber: Tiktok @kebonbatik

Tags

Terkini

Terpopuler