Terungkap! Inilah Fakta Baru Terkait Tragedi Kanjuruhan, Kompolnas: Tak Ada Perintah Penembakan Gas Air Mata!

5 Oktober 2022, 11:46 WIB
Terungkap! Inilah Fakta Baru Terkait Tragedi Kanjuruhan, Kompolnas: Tak Ada Perintah Penembakan Gas Air Mata! /@antarafoto

JURNAL SOREANG - Kerusuhan suporter pecah di Stadion Kanjuruhan Malang seusai laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya.

Hal ini buntut dari beberapa spekulasi yang berkembang dari mulai tak terima atas kekalahan Arema FC hingga dipicu karena brutalnya pengamanan aparat pengamanan.

Hal ini membuat korban berjatuhan dan terdata mencapai 125 orang tewas karena kerusuhan ini.

Baca Juga: Gelandang Persib Bandung Beckham Putra Angkat Bicara Terkait Keputusan Liga 1 2022-2023 Ditunda, Apa Katanya?

Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) mengungkap sejumlah temuan hasil pengawasannya terkait tragedi di Stadion Kanjuruhan. 

Salah satunya terkait instruksi penembakan gas air mata yang diduga memicu kepanikan suporter.

Komisioner Kompolnas, Albertus Wahyurudhanto menjelaskan selama dua hari ini pengawasan pihaknya melakukan asesmen kepada beberapa pihak. 

Baca Juga: Kesaksiannya Sempat Viral, Sosok Penjual Dawet Tragedi Kanjuruhan Kini Dipertanyakan Netizen: Ghoib?

Di antaranya anggota Polres Malang, Bupati Malang, Aremania, dan korban yang mengalami luka-luka.

"Salah satu hasilnya, belum ditemukan adanya instruksi resmi dari Kapolres selaku penanggung jawab pengamanan dalam pertandingan tersebut," ungkap Wahyu dalam konferensi pers di Mapolres Malang, Selasa 4 Oktober 2022.

"Tidak ada perintah Kapolres Malang untuk penguraian massa jika terjadi kerusuhan dengan menggunakan gas air mata. Ini sudah disampaikan apel lima jam sebelumnya saat apel. Dari internal kepolisian sudah prosedural,” jelasnya.

Baca Juga: Liga Champions : Sports Mole Prediksi Red Bull Salzburg Tundukkan Dinamo Zagreb 2-1          

Wahyu mengatakan, setidaknya ada 2.000 personel aparat keamanan yang disiagakan dalam pengamanan. 

Namun, hanya 600 orang yang merupakan personel Polres Malang berarti tidak sampai setengah dari jumlah keseluruhan.

"Jadi 1.400 adalah bantuan bantuan Polres lain, Brimob, dan TNI. Kami masih selidiki dan nanti kirim rekomendasi ke ketua dan presiden terkait beberapa hal yang menjadi pelanggaran pengamanan," tuturnya.

Baca Juga: 5 Negara Raksasa Piala Dunia Penghasil Kiper Terbaik Dunia, Negara Mana Saja?

Selain itu, Wahyu juga menduga ada kelebihan kapasitas yang ditengarai dari banyaknya orang yang belum masuk namun sudah memiliki tiket di tangan. "Sedangkan dalam stadion penuh, ini masih kita selidiki," ucapnya.

Ini berarti penggunaan gas air mata menjadi situasional dan inisiatif pihak kepolisian.

Diperkirakan gas air mata dilontarkan karena kebiasaan penanganan masalah kerusuhan di jalanan.

Baca Juga: Arema FC Dijatuhi Tiga Putusan Terkait Tragedi Olahraga Kanjuruhan Malang, Nomor 2 dan 3 Berlaku Seumur Hidup!

Walaupun begitu mungkin dirasakan keadaan penanganan di stadion dan di jalanan sama.

Membuat mereka secara spontan melakukan pelontaran gas air mata ke arah tribun.

Walaupun masih spekulasi namun diperkirakan hal itu menjadi fakta yang terjadi dilapangan.

Nasi sudah menjadi bubur, walaupun investigasi sedang dilakukan namun nyawa korban tak bisa kembali.

Baca Juga: Laporkan KDRT yang Dilakukan Rizky Billar, Langkah Lesti Kejora Jadi Edukasi Bagi Masyarakat

Namun kini peristiwa ini sudah jadi sorotan tak hanya di kancah nasional namun berskala global.

Baik aparat, suporter, broadcaster, panpel hingga penyelenggara, alangkah baiknya kita saling mengevaluasi bersama.

Cukup ini jadi yang terakhir jangan ada yang namanya kuburan massal lagi di stadion.

Baca Juga: Persib Bandung Tetap Gelar Latihan Meski Liga 1 2022-2023 Ditunda, Satu Pemain Absen, Siapa?

Esensi sepakbola jadi hilang jika orang yang ingin menonton bola malah sama resikonya dengan berperang.

Oleh sebab itu mari kita tumbuhkan rasa sadar, kedewasaan dan saling peduli pada sesama, agar tragedi kelam ini tak terulang.***

Editor: Agung Prasetya

Sumber: PMJ News

Tags

Terkini

Terpopuler