Mantap, Kuli Bangunan Asal Cirebon Ini Sukses jadi Anggota TNI

27 Desember 2020, 14:28 WIB
Haidir Anam (kanan), kuli bangunan di Mabesad yang lolos seleksi tamtama TNI, bersama sahabatnya yang juga pekerja bangunan di Mabesad, Sandi Rihata. /Antara/HO-Youtube TNI AD

JURNAL SOREANG - Seorang kuli atau pekerja bangunan harian Haidir Anam (20) sukses mewujudkan cita-citanya menjadi prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Sebelumnya dia merupakan kuli bangunan di Markas Besar TNI AD (Mabesad).

Dari tayangan Youtube TNI AD, Minggu, 27 Desember 2020, Anam menceritakan sejak awal pertemanannya dengan Sandi Rihata, kuli difabel yang juga sedang bekerja di Mabesad.

Baca Juga: DPR dan Kemenag Optimistis Haji Tahun 2021 Bisa Dilaksanakan. Pembahasan BIaya Haji di Januari 2021

Sandi Rihata, sudah lebih dulu dikenal karena diajak makan siang oleh Kepala Staf TNI AD (Kasad) Jenderal Andika Perkasa yang kagum atas semangatnya bekerja, meski dalam keterbatasan fisik.

Anam dan Sandi bersahabat sejak kecil hingga mereka bersama-sama kerja sebagai pekerja bangunan harian di Mabesad, Jakarta.

Pria asal Cirebon, Jawa Barat itu menceritakan, kesulitan ekonomi membuatnya terpaksa hanya mengenyam pendidikan madrasah tsanawiyah (MTs) setingkat SMP. Apalagi selepas ayahandanya wafat pada 2014 praktis membuatnya menjadi tulang punggung keluarga.

Baca Juga: Jaringan Teroris Jamaah Islamiyah Sengaja Rekrut Siswa Cerdas dari Berbagai Pondok Pesantren

Sampai sekarang, Anam selalu terngiang pesan terakhir ayahandanya sebelum meninggal, yakni selalu menjaga ibunda dan adik-adiknya yang menjadi motivasinya untuk terus bersemangat bekerja.

"Sebelum meninggal, bapak cuma nitipin, 'jaga adik sama ibu kamu'. Keinget terus, makanya pengen kerja," kata Anam sambil terisak mengenang ayahandanya.

Anam yang kebetulan mendapatkan garapan kerja di Mabesad bersama Sandi, seperti dilansirkan Antara, membuatnya setiap hari melihat aktivitas anggota TNI sehingga teringat kembali dengan cita-citanya menjadi prajurit TNI yang sempat dikuburnya.

Baca Juga: Lulus Tanpa Skripsi Membuat Kursus Menulis Artikel Ilmiah Menjamur di Kampus Ini

"Menjadi tentara adalah cita-cita saya dari SD, cuman saya nyadar diri," ujar Anam.

Beberapa kali, Kasad ketika berolahraga memang kerap menyempatkan mengecek pekerjaan bangunan di lingkungan Mabesad yang sedang digarap pekerja, termasuk Anam dan Sandi.

Suatu ketika Kasad meninjau pekerjaan bangunan di sela berolahraga, tak disangka Anam memberanikan diri menyampaikan kepada Kasad mengenai cita-citanya menjadi prajurit TNI.

Baca Juga: Terkuak, Teroris JI Sewa Villa Lantai Dua di Jawa Tengah Untuk Latih Anggotanya

Kasad kemudian memotivasi Anam untuk mendaftar tamtama TNI jika memang berniat dan memenuhi syarat, termasuk kesiapan berkas-berkas yang dibutuhkan.

"Pendaftaran sudah mulai belum? Sudah. Coba cek pendaftaran 'online' kalau ga salah. Tamtama ya, segera. KTP mana?" tanya Andika yang segera dijawab Anam, "Cirebon, Pak".

Kasad juga mengingatkan Anam untuk mempersiapkan diri secara fisik dan rajin berolahraga, mengingat seleksi fisik untuk menjadi tamtama TNI tidaklah mudah.

Baca Juga: Waduh, Gara-gara Miliki Anak Tujuh Orang, Suami Istri Ini Didenda Rp1,5 Miliar

Sang ibunda, Rosibah yang mengetahui keinginan Anam untuk mendaftar tentara sempat bimbang dan pesimistis karena tidak memiliki cukup uang untuk mendaftar.

"Pengen jadi tentara, tentara apa? Memang bisa? Biayanya dari mana?" kata Rosibah menjawab anaknya waktu itu.

Apalagi, Rosibah hanyalah penjual urap daun mengkudu dan daun singkong yang hanya sanggup mengantongi untung Rp10-20 ribu setiap harinya.

Baca Juga: Rumah Sakit Swasta yang Merawat Pasien Covid-19 Kebakaran, Tujuh Orang Tewas

Namun, Anam tetap optimistis karena mengetahui pendaftaran TNI tidak dipungut biaya yang diketahuinya dari bertanya-tanya kepada prajurit TNI yang ditemuinya di Mabesad.

Segala berkas yang diperlukan sebagai syarat mendaftar pun disiapkannya, kemudian di sela waktunya bekerja dimanfaatkannya untuk berolahraga selama masing-masing satu jam.

"(Olahraga) Jam 7-8 malam, pagi jam 3-4, abis itu tidur lagi. Soalnya, kalau olahraga pagi bareng anggota TNI, saya malu. Saya nyadar diri gitu," ujar Anam tersipu.

Baca Juga: Kolaborasi Tiga Kementerian Mampu Bangkitkan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Masa Pandemi

Sebagai sahabat, Sandi pun selalu membangunkan Anam untuk berolahraga dan menyemangatinya meski tak bisa menemaninya lari karena keterbatasan kondisinya.

Anam terus bersemangat berolahraga di sela bekerja menyiapkan diri untuk mendaftar tamtama TNI karena ingin membahagiakan keluarga, terutama ibundanya.

Akhirnya, Anam dinyatakan lolos pendaftaran tamtama prajurit karier (PK) TNI dan harus mengikuti pendidikan di Sekolah Calon Tamtama Dodik Secata Daerah Militer (Dam) III/Siliwangi, sementara Sandi melanjutkan kerjanya di Mabesad.

Baca Juga: PT Angkasa Pura II Buka Layanan Tes Covid-19 Bagi Masyarakat Umum di Bandara Soekarno Hatta

Meski demikian, Anam rajin mengabari sahabatnya itu tentang latihan yang dijalaninya, dan Sandi pun tak lupa mendoakan Anam agar sukses menjalani latihannya.

"Saya sama Anam ya deket aja, kayak saudara. Main bareng, kumpul bareng, ngopi bareng. Dia selalu bela saya kalau ada yang ngledekin (keterbatasan fisiknya)," kata Sandi.

Rohmaniah, ibunda Sandi pun ikut bangga karena Anam yang merupakan sahabat karib sang anak diterima menjadi prajurit TNI sebagaimana yang dicita-citakannya.

Baca Juga: Begini Kala Seleb Mengisi Libur Natal dan Tahun Baru di Tengah Pandemi

Dia hanya berharap Anam kelak tidak melupakan persahabatannya dengan Sandi, sebab selama ini hanya Anam satu-satunya kawan yang paling baik dengan Sandi. ***

 

Editor: Sam

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler