JURNAL SOREANG- Umumnya orangtua menganggap bermain boneka sebatas kesenangan atau agar anaknya tak nangis. Namun, Barbie dan tim ahli saraf dari Universitas Cardiff, Inggris mengumumkan penelitian terbaru bahwa pemainan boneka dapat mengembangkan empati dan keterampilan sosial.
Studi yang menggunakan ilmu saraf (neuroscience) ini untuk pertama kalinya dilakukan dengan tujuan mengeksplorasi dampak positif permainan boneka terhadap anak-anak.
Penelitian itu menunjukkan bukti baru bahwa permainan boneka mengaktifkan daerah otak yang memungkinkan anak-anak mengembangkan empati dan keterampilan pemrosesan informasi sosial, bahkan ketika bermain sendirian.
Baca Juga: Top, TK Ini Jadi Contoh bagi Tadika Negeri Jiran
"Anak-anak yang telah mengembangkan empati dan keterampilan sosial sejak dini terbukti dapat memiliki nilai yang lebih baik, bertahan di sekolah lebih lama, dan membuat pilihan yang lebih baik secara keseluruhan," ujar Dr. Michele Borba, ahli ilmu empati dan psikolog pendidikan dalam rilis resmi Mattel, seperti dikutip ANTARA, Minggu, 22 November 2020.
Kesimpulan itu setelah peneliti melakukan studi yang dilakukan terhadap 42 anak yang terdiri dari 20 anak laki-laki dan 22 anak perempuan pada rentang usia 4-8 tahun. Survei tersebut juga dilakukan oleh OnePoll pada Juli 2020 di 22 negara berbeda yang menanyai 15.000 orang tua dari anak-anak berusia 3-10 tahun.
Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan boneka dari Barbie tersebut mengungkapkan bahwa bermain boneka memang bermanfaat, namun masih belum banyak orangtua yang menyadarinya.
Baca Juga: KPAI Dukung Sekolah Tatap Muka TA. 2021 Mendatang, Tapi Ini Syaratnya
Hal ini terlihat dari fakta bahwa 91 persen orangtua menilai empati merupakan keterampilan sosial utama yang ingin mereka kembangkan pada anak, tetapi hanya 26 persen yang menyadari bermain boneka dapat membantu anak-anak mengembangkan keterampilan ini.