JURNAL SOREANG - Rebo Wekasan adalah hari penting mempertimbangkan fenomena ghaib yang ada di dalamnya.
Sejumlah ibadah dianjurkan dilaksanakan di Hari dan Malam Rebo Wekasan dengan tujuan menghindari hal yang ada di Rabu Wekasan.
Sholat menjadi salah satu ibadah yang umumnya dilaksanakan di Rebo Wekasan atau Rabu paling akhir Bulan Safar.
Namun yang masih sering disalahpahami adalah niat dan jenis sholat yang dilakukan di momen tersebut.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Gemini Besok, 12 September 2023: Jangan Ragu Mengambil Langkah Menuju Impianmu
Rebo Wekasan sendiri adalah hari Rabu paling terakhir di Bulan Safar yang mana menurut sejumlah kepercayaan di hari tersebut akan diturunkannya bala dan bencana.
Orang orang akan melaksanakan ritual dan amalan di Hari tersebut guna menghindari bala dan bencana.
Namun bukan sholat dengan niat atas kedatangan Rebo Wekasan yang seharusnya dilakukan.
Sejumlah ulama menganjurkan melaksnakan sholat sunah seperti hajat di Rebo Wekasan dengan niat memohon pelrindungan Allah SWT atas bencaana dan bala yang diturunkan.
Jadi bukan sholat Rebo Wekasan dalam istilahnya, melainkan sholat hajat untuk menolak bala Rebo Wekasan.
Sholat lain yang sering dilakukan di Rebo Wekasan adalah sholat mutlak, yang masih menjadi perdebatan ulama mengenai pelaksanaan sholat tersebut di Hari Rabu akhir Bulan Safar.
Menurut Hadratus Syaikh Hasyim Asyari hukumnya tidak diperbolehkan, menurutnya sholat sunah mutlak anjurannya ditetapkan berdasarkan Hadis Shahih tidak belaku bagi Hari Rebo Wekasan.
"Tidak boleh berfatwa mengajak dan melakukan sholat Rebo Wekasan dan sholat hadiah yang disebutkan dalam pertanyaanm karena dua sholat tersebut tidak ada dasar dalam syariat, " ungkap fatwa Hadratus Syaikh Hasyim Asyari dalam kumpulan hasil Bahtsul Masail PWNU Jawa Timur.
Pendapat yang memperbolehkan adalah seoerti apndangan Syeikh Abdul Hamid, dalam kitab karangannya Kanzun Najah Wassurur.
Dalam kitabnya, dijelaskan bahwa sholat Rebo Wekasna haram hukumnya atau terlarang, karenanya hendaknya diniati untuk sholat mutlak yang tidak dibatasi jumlah rakaat dan waktunya.
Lantas bagaiaman jika ingin melaksankan sholat untuk menolak bala?
Berikut tatacara yang dijelaskan Syeikh Abdul Hamid untuk melaksanakan sholat hajat lidafil bala.
Sholat dilaksnakan 4 rakaat dengan 2 klai tahiyat, seperti pelaksanaan sholat Isya, dengan diawali niat:
أُصَلِّيْ سُنَّةَ الْحَاجَةِ لِدَفْعِ الْبَلَاءِ أَرْبَعَ رَكْعَاتٍ لِلّهِ تَعَالَى
Kemudian membaca Surat Al Fatihah, dan dilanjutkan Surat Al Kautsar 17 kali, Al Ikhlas 5 kali, Al Falaq serta An Nas 1 kali di setiap rakaatnya.
***