JURNAL SOREANG - Tantrum mungkin sering diidentikkan dengan perilaku anak-anak.
Tetapi faktanya, orang dewasa juga dapat mengalami tantrum.
Tantrum pada orang dewasa bisa memiliki dampak yang serupa dengan tantrum pada anak-anak.
Tantrum orang dewasa biasanya tidak melibatkan fisik, tapi lebih sering melampiaskan emosi melalui perkataan.
Meski begitu, tidak menutup kemungkinan kekerasan fisik atau perbuatan penuh emosi dilakukan mereka.
Yuk, kenali 5 tanda tantrum pada orang dewasa untuk lebih memahami perilaku ini.
1. Ledakan Emosi yang Tidak Proporsional
Salah satu tanda tantrum pada orang dewasa adalah ledakan emosi yang berlebihan.
Hingga tidak proporsional terhadap situasi yang terjadi.
Reaksi yang berlebihan ini bisa melibatkan amarah, kesedihan, atau frustrasi yang sangat intens.
2. Hilangnya Kontrol atas Emosi
Orang dewasa yang sedang mengalami tantrum mungkin kehilangan kendali atas emosinya.
Mereka bisa merasa seperti kehilangan kendali diri dan sulit untuk tenang.
Baca Juga: TIPS PARENTING: 10 Cara Menghadapi Tantangan Tantrum untuk Mengatasi Kemarahan Anak
3. Reaksi yang Impulsif dan Tidak Terduga
Tantrum pada orang dewasa bisa muncul sebagai reaksi impulsif yang tidak terduga terhadap situasi atau peristiwa tertentu.
Mereka mungkin merasa terdorong untuk bereaksi dengan cara yang tidak biasa atau tidak terduga.
4. Perilaku Pada Tingkat yang Lebih Tinggi
Orang dewasa yang mengalami tantrum mungkin menunjukkan perilaku yang lebih intens daripada biasanya.
Ini bisa termasuk berteriak, melempar barang, atau bahkan merusak benda di sekitarnya.
5. Sulit Mengendalikan Reaksi Terhadap Frustrasi
Tantrum pada orang dewasa sering kali muncul ketika mereka merasa frustrasi atau tidak puas dengan sesuatu.
Mereka mungkin kesulitan mengendalikan reaksi terhadap perasaan ini, yang dapat menghasilkan perilaku tantrum.
Penting untuk diingat bahwa tantrum pada orang dewasa tidak selalu merugikan fisik atau psikologis.
Namun, jika perilaku ini berulang atau mengganggu kehidupan sehari-hari.
Mencari bantuan profesional seperti terapis atau konselor dapat membantu individu mengelola emosi mereka dengan lebih baik.***