JURNAL SOREANG - KH Ahmad Bahaudin Nursalim menyayangkan perihal fenomena adat pernikahan Nusnatara yang hanya fokus pada seperangkat alat sholat.
Bahkan menurut Gus Baha tidak mengedepankan suranh Rosul sebagaimana yang dicontohkan Nabi Muahmmad SAW.
Gus Baha menilai bahwa mahar seperangkat alat sholat tidak menujukkan menghormati wanita sholihah.
"Seperangkat alat sholat akeh tunggale, iku mahar opo ra mutu, coro kulo rodok haram, seperangkat iku ngregani wong solihah, mbten, mulane ora barokah," jelas Gus baha.
Terjemah: seperagkat alat sholat itu banyak yang menggunakan, itu mahar apa tidak mutu, menurut saya agak haram, speerangkat alat shilay itu menhargai wanita sholihah? tidak! makanya tidak berkah.
Ulama asal Kragan rembang Jawa Tengah tersebut merinci 3 kemungkinan jika akan memberikan mahar seperangkat alat sholat.
Pertama, adalah bsia menyinggung pihak wanita jika jarang melakukan ibadah sholat.
Kedua, jika rajin sholat dan termasuk wanita sholihah, kemungkinna seperangkat alat sholat sudah tidak terlalu memberi manfaat sebab perempuan tersbut jelas memiliki banyak muken.
Kemungkinan ketiga, berdampak positif jika memang keduanya suka beribadah maka baru akan sangat bermanfaat.
Baca Juga: 14 Ribu Jemaah Belum Lunasi Biaya Ibadah Haji, Kemenag Beri Perpanjangan Waktu Hingga 12 Mei 2023
Dari penjelasan Gus Baha tidak ada salahnya menggunkan seperangkat alat sholat sebagai mahar, namun tak perlu diutamakan hingga mengabaikan nilai besaran mahar sebagaimana dicontohkan Nabi.
"Makanya adat kita beda dengan quran, termasuk sunah Rasul itu memperbanyak mahar,"terangnya.
Jadi memeprbanyak besaran mahar lebih diutamakan, dan hindari hanya menggunakan seperangkat alat sholat sebagai mahar. ***
*)Ikuti terus dan share informasi Anda di media sosial Google News Jurnal Soreang, FB Page Jurnal Soreang, YouTube Jurnal Soreang, Instagram @jurnal.soreang dan TikTok @jurnalsoreang