Network
JURNAL SOREANG - Bagi yang memiliki recana menikah dalam waktu dekat perlu menyimak penjelasan Gus Baha berikut ini soal mahar.
SEbagaiaman diketahui mahar adalah salah satu rukun menikah, yang mana wajib ada.
Dalam hal ini, ulama yang merupakan murid Mbah Moen tersbeut pernah menyebut sejumlah mahar yang kurnag berkah.
Baca Juga: 4 Deretan Shio Ini Punya Julukan Raja Cuan, Kekayaan Melimpah, Rezekinya Mengalir Deras!
Bukan sebab mahar itu sendiri, melainkan akibat dampak mahar tersebut yang cenderung membawa kemadharatan.
Jadi tetap disesuaikan dengan konteks lingkungan dan keadaan calon pasangan suami istri yang bersangkutan.
Gus Baha mnejelaskan adanya 2 mahar yang cenrung akan membawa dampak yang kurang baik jika disalahgunakan.
Baca Juga: Soal Pelat Mobil Dinas Polisi Pengemudi Berpistol di Tomang, Begini Penjelasan Polda Metro Jaya
Bahkan salah satunya adalah mahar yang sering digunakan oleh kalangan luas di Nusantara bahkan sudha menjadi adat umum.
Pertama, mahar yang dimaksud adalah seperangkat alat sholat, dimana Gus Baha mengungkap bahwa hal demikian tidak dicontohkan oleh Nabi.
Dimana menurut Gus Baha sejumlah kalangan hanya menggunakan seerangkat alat sholat sebagai mahar yang mana terkesan dan cenderung kurang menghormati pihak perempuan.
Baca Juga: Usut Tewasnya Aisiah di Bawah Lift Bandara Kualanamu, Polisi Bentuk Tim Investigasi
"Seperangkat alat sholat akeh tunggale, iku mahar opo ra mutu, coro kulo rodok haram, seperangkat iku ngregani wong solihah, mbten, mulane ora barokah," jelas Gus Baha.
Terjemah: seperangkat alat sholat banyak itu, itu mahar aoa tidak muru, menurut saya agak haram, seperangkat alat sholat untuk menghargai wanita sholihah, ya tidak, makanya tidak barokah.
Baca Juga: Usut Tewasnya Aisiah di Bawah Lift Bandara Kualanamu, Polisi Bentuk Tim Investigasi
Dimana sesuai sunah Rosul, Nabi mencontohkan memberikan mahar yang bernilai besar pada istri istrinya.
Begitu juga sahabat Nabi yang juga memberikan mahar bernilai besar.
"Makanya adat kita beda dengan Quran, termasuk sunah Rasul itu memperbanyak mahar,"lanjutnya.
Terjemah: karenay adat kita tidak sesuai dengan Al Quran, termasuk sunah Rasul itu memperbanyak mahar.
Kedua, dalam konteks ini Gus Baha menyampaikan bahwa bukan bentuk maharnya yang menjadikan kurnag berkah.
Namun dampak dari mahar yang sukit dicari bahkan diucaokan oleh penghulu atau kiai yang berwenang juga akan menjadikan mahar tersebut kurang berkah.
"Lewih ora barokah neh iku peringatan, iku kawin mahare nganggo rupiah, nganggo tangal lahir nganggo bahasa arab, mergo ngel ngelno kiaine," jelasnya.
Terjemah: Lbeih tidak barokah lahi itu peringatan, itu pernikahan yang maharnya pakai rupiah menggunakan (menyesuaikan nominal) tanggal lahir (mengucapkannya) menggunakan bahasa Aran, karen aotu menyulitkan kiainya.***
*)Ikuti terus dan share informasi Anda di media sosial Google News Jurnal Soreang, FB Page Jurnal Soreang, YouTube Jurnal Soreang, Instagram @jurnal.soreang dan TikTok @jurnalsoreang
