Rahasia dan Makna Bulan Syaban Menurut Ustadz Adi Hidayat: Persiapan Menyambut Bulan Ramadhan

- 23 Februari 2023, 08:29 WIB
Rahasia dan makna bulan Sya'ban menurut Ustadz Adi Hidayat/tangkapan layar/YouTube
Rahasia dan makna bulan Sya'ban menurut Ustadz Adi Hidayat/tangkapan layar/YouTube /

JURNAL SOREANG - Ustadz Adi Hidayat atau kerap disapa UAH kali ini menyampaikan rahasia dan makna bulan Syaban.

Bulan Syaban merupakan bulan ke-delapan dalam sistem penanggalan kalender Islam, yang berada diantara bulan Rajab dan Ramadhan.

Bulan Syaban identik dengan gerbang persiapan menyambut tibanya bulan kesembilan yaitu bulan Ramadhan.

 

Seperti yang dilansir JurnalSoreang.com dari video Youtube Adi Hidayat Official yang diunggah pada Jumat, 4 Maret 2022 dengan judul Rahasia dan Makna Bulan Syaban.

Baca Juga: Tanggal Berapa Malam Nisfu Syaban 2023? Simak Jadwal hingga Amal Ibadah yang Dianjurkan dan Keutamaannya

Ustadz Adi Hidayat dalam video tersebut menceritakan sebuah hikayat tentang awal mula bulan Syaban.

Sejak zaman jahiliyyah, masyarakat Arab tempo dulu membentuk kelompok-kelompok kecil yang menyebar ke seantero wilayah padang pasir untuk mencari sumber air.

Kemudian menyiapkan tempat-tempat untuk penampungan air sebagai persiapan menuju bulan ke-sembilan yang begitu terik dan panas membakar.

 

Terkait hal itu, berpotensi menjadikan sumur-sumur air menjadi kering dan aktivitas juga menjadi terbatas.

Baca Juga: Program Strategis 2023! Merevitalisasi Taman, Konsep Disperkimtan dalam Menata Wilayah di Kabupaten Bandung

Ustadz Adi Hidayat mengatakan bulan ke-sembilan dikenal dengan sebutan bulan Ramadhan.

Masyarakat menyebut bulan Ramadhan dari kata Ramadhan yang berarti terik, panas dan membakar.

Karena itulah mereka membagi kelompok untuk menyebar yang disebut dengan Tasya’ub, dan keadaanya disebut dengan Sya’ban.

Pada bulan Sya’ban, masyarakat Arab akan menyebar mencari sumber-sumber air untuk ditampung sebagai persiapan menuju bulan Ramadhan.

 

Baca Juga: Tes kepribadian: Bagaimana Mengepalkan Tangan Akan Mengungkapkan Banyak Tentang Kepribadian Anda

"Jika kita ingin jadikan bentuknya superlative, lebih meningkat lagi, lebih membakar lagi maka tambahkan Alif dan Nun di ujungnya, maka masyarakat menyebutnya dengan Ramadhan, bulan, masa, waktu yang sangat terik membakar yang sangat panas membakar," papar Ustadz Adi Hidayat.

Di masa Islam, nama-nama bulan ini mesti dipertahankan dalam perjalanan di tahun Hijriah, mulai dari Al Muharram atau Muharram sampai dengan bulan Dzulhijah, dari bulan pertama sampai dengan bulan kedua belas.

Menariknya pada bulan Sya'ban sampai dengan Ramadhan, ada pergantian serta pelebaran dari makna.

Dulu maknanya lebih menunjukkan kepada suasana, iklim, dan cuaca yang panas membakar, dan terik luar biasa.

Baca Juga: Wow! Jalan Tol Menuju IKN Rampung Akhir 2024, Berikut Perkembangan Terkini Pembangunannya

Ustadz Adi Hidayat memaparkan secara metafora makna itu dibawa dalam nilai-nilai syariat, nilai pendidikan spiritual.

 

Orang-orang pada saat bulan Ramadhan akan berlomba-lomba meningkatkan amalnya, membangun ketaatan, meninggalkan maksiat, dan bertaubat kepada Allah SWT.

"Maka bulan Ramadhan yang memberikan terik dan panas akan membakar dosa-dosanya, menggugurkan kesalahan-kesalahannya, mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan Taqarrub yang sangat indah sehingga berpeluang diterima amal, diberikan kemuliaan, dan mungkin juga bisa berpotensi wafat dalam keadaan husnul khatimah, kembali menjadi hamba yang sholeh," jelas Ustadz Adi Hidayat.

Maka dari itu, diperlukannya persiapan menyambut bulan Ramadhan sejak dari bulan-bulan sebelumnya.

Ustadz Adi Hidayat mengatakan, bahwa tidak semua orang bisa sampai ke bulan Ramadhan.

Bahkan mungkin, sebagian mendapatkan peningkatan taqwa, manfaat taubat, dan terdorong untuk meningkatkan ketaqwaan.

Baca Juga: Liga Inggris : Fulham Diprediksi akan Unggul 1-0 atas Wolverhampton Wanderers                                 

 

Oleh sebab itu, ayat puasa ketika dihadirkan di ayat 183 di surat Al-Baqarah itu, di penghujungnya Allah akhiri dengan kalimat la'allakum tattaqūn agar umat Muslim mampu meningkatkan takwa, kata Ustadz Adi Hidayat.

Kemudian, ustadz Adi Hidayat membacakan salah satu ayat yang menegaskan hal tersebut.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ - ١٨٣

Yā ayyuhallażīna āmanụ kutiba 'alaikumuṣ-ṣiyāmu kamā kutiba 'alallażīna ming qablikum la'allakum tattaqụn

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."

Namun apakah semua yang berpuasa bisa meningkatkan takwa? Ustadz Adi Hidayat menjawab belum tentu.

 

Baca Juga: Tanggal Berapa Malam Nisfu Syaban 2023? Simak Jadwal hingga Amal Ibadah yang Dianjurkan dan Keutamaannya

Karena La'allakum dikenal dengan huruf yang menunjukkan terpenuhinya suatu harapan dengan syarat kesungguhan, keseriusan untuk mewujudkannya.

Di antara keseriusan itu, maka citranya secara metafora diambil dari bulan sebelumnya yaitu bulan Sya'ban.

Bulan ke-delapan saat banyak orang di masa pra Islam mengumpulkan air untuk persiapan bulan ke-sembilan.

Maka air berikutnya yang kita siapkan menuju Ramadhan adalah air-air spiritual, kata Ustadz Adi Hidayat.

"Air-air yang bukan hanya melapangkan dahaga, menghilangkan haus, tapi air yang bisa menumbuhkan nilai-nilai ketaatan, yang bisa menggemburkan atau menyuburkan kembali hati-hati yang kering," tutur Ustadz Adi Hidayat.

 

Baca Juga: Tes kepribadian: Bagaimana Mengepalkan Tangan Akan Mengungkapkan Banyak Tentang Kepribadian Anda

Ustadz Adi Hidayat juga menuturkan, banyak ayat dalam Al-Qur'an yang menyebut tentang air. Kata Almā mewakili air, setidaknya disebutkan 63 kali dalam Al-Qur'an.

Ustadz Adi Hidayat berkata, jika tidak dimulai dari bulan Sya'ban, maka tidak mudah untuk menjalani bulan Ramadhan.

Karena itulah, UAH menghimbau untuk memanfaatkan bulan Sya'ban agar mengumpulkan banyak air spiritual, berlatih ibadah, meningkatkan ketaatan sehingga nanti mampu terbiasa saat masuk bulan Ramadhan.

 

Itulah rahasia dan makna di balik bulan Sya'ban menurut Ustadz Adi Hidayat, yaitu mampu menumbuhkan nilai-nilai ketaatan dan ibadah pada diri umat Muslim.

"Jadi, Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita untuk beradaptasi puasa terlebih dahulu, tingkatkan amal sholeh, dan cari air spiritual sejak bulan Sya'ban. Maka, ketika terkumpul semua bekal spiritual itu, siap kita manfaatkan, siap kita gunakan untuk bulan Ramadhan," jelas Ustadz Adi Hidayat.

Baca Juga: Wow! Jalan Tol Menuju IKN Rampung Akhir 2024, Berikut Perkembangan Terkini Pembangunannya

Nabi Muhammad SAW bahkan pernah disebutkan menunaikan ibadah puasa di bulan Sya'ban seutuhnya atau sepenuhnya.

Ada juga yang menafsirkan, Nabi SAW kadang-kadang berpuasa. Ini menunjukkan kesan memperbanyak latihan, dan mendekat kepada Allah SWT.

"Semoga dengan itu dapat menghantarkan kesiapan kita pada bulan Ramadhan untuk membangun ketaatan, mendekatkan kepada Allah SWT dan membakar semua dosa dan kesalahan yang pernah diperbuat," pungkas Ustadz Adi Hidayat.

UAH juga mengatakan bahwa kita telah sampai pada bulan ke-delapan yakni bulan Sya'ban.

Baca Juga: Tes kepribadian: Bagaimana Mengepalkan Tangan Akan Mengungkapkan Banyak Tentang Kepribadian Anda

Semoga Allah SWT memberkahi serta membimbing kita untuk meningkatkan ketaatan dan kesiapan menyambut bulan Ramadhan.***

*)Ikuti terus dan share informasi Anda di media sosial Google News Jurnal SoreangFB Page Jurnal SoreangYoutube Jurnal SoreangInstagram @jurnal.soreang dan TikTok @jurnalsoreang 

Editor: Nasichatul Ma'Ali

Sumber: YouTube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x